Page 144 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 144
Resonansi Landreform Lokal ... 131
Dalam konteks landreform lokal di Desa Karanganyar, institusi
menyimpang dapat terjadi ketika norma-norma kelembagaannya
justru memuat unsur ketidak-adilan, kemiskinan, dan dishar-
moni. Walaupun pada kenyataannya, hal ini tidak terdapat pada
norma-norma kelembagaan landreform lokal di Desa Karang-
anyar.
Sebagai masyarakat yang masih mempertahankan semangat
guyub, maka masyarakat Desa Karanganyar tidak menyukai
deviasi. Bagi mereka deviasi tidak mendatangkan manfaat,
melainkan lebih mendekatkan masyarakat desa pada kondisi
disharmoni. Hanya saja yang dapat menjadi ancaman bagi
keberlanjutan penerapan landreform lokal di Desa Karanganyar
adalah adanya interaksi antara anggota masyarakat dengan
masyarakat di luar Desa Karanganyar, yang boleh jadi membawa
norma-norma baru. Bila ini terjadi, maka dapatlah dikatakan,
bahwa deviasi terjadi karena adanya differential association
(pergaulan yang berbeda). Mula-mula deviasi yang terjadi adalah
deviasi primer (penyimpangan awal), di mana akibatnya orang
yang melakukan deviasi tersebut akan diberi label negatif.
Berdasarkan label yang diterimanya, maka pelaku akan mende-
finisikan dirinya sebagai deviant (penyimpang). Lalu deviant akan
mengulangi perbuatannya, karena baginya hal itu merupakan
karakter atau identitas dirinya, yang akhirnya menghasilkan
deviasi terus menerus dan semakin parah.
Tetapi, sebagaimana telah disampaikan, bahwa deviasi
tidak terjadi dalam penerapan landreform lokal di Desa Karang-
anyar, karena kulian, buruh kulian, dan pemerintah desa telah
melaksanakan kewajibannya masing-masing. Walaupun dalam
semangat kritis, tetap terbuka kemungkinan terjadinya deviasi,
meskipun dalam “dosis” yang kecil dan tidak mudah dikenali