Page 151 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 151
138 Aristiono Nugroho, dkk.
Kamis dipimpin oleh perangkat desa, yaitu A. Zaeni, dengan
anggota: (1) Ponirin, (2) Sukardi, (3) Yulianto, (4) Sariyodiharjo,
(5) Kasan Rohmat, (6) Sarino, (7) Amat Iswandi, (8) Narimo,
dan (9) A. Kasroni. Keenam, ronda Hari Jum’at dipimpin oleh
perangkat desa, yaitu Istiharto, dengan anggota: (1) Wiryo Sastro,
(2) Mulyorejo, (3) Sastro Sudarmo, (4) Tukino, (5) Salim, (6)
Saliwon, (7) Kuswari, (8) Maryono, dan (9) A. Suwarno. Ketujuh,
ronda Hari Sabtu dipimpin oleh perangkat desa, yaitu Supriyadi,
dengan anggota: (1) Sukirman, (2) Sagimin, (3) Muji Sukur, (4)
Suratno, (5) Sumino, (6) A. Kanafi, (7) Martono, (8) Suparno,
(9) Poniran, dan (10) Suyono.
Selain ronda malam, penerima tanah buruhan desa (tanah
sawah garapan) yang berjumlah 76 orang (kepala keluarga) ini
juga wajib kerjabakti memperbaiki saluran irigasi dan perbaikan
jalan desa. Kerjabakti dilakukan selapanan (setiap 35 hari),
kecuali bila ada hajatan, pernikahan, dan kematian, maka wak-
tunya disesuaikan dengan kebutuhan. Bahkan kegiatan (kerja-
bakti) yang berkaitan dengan hajatan, pernikahan, dan kematian
sepenuhnya menjadi tanggungjawab para buruhan (penggarap).
Sejak tahun 2011 kewajiban bagi para buruhan juga ditambah
dengan membayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) atas tanah
sawah yang digarapnya seluas 90 ubin.
Sebelumnya PBB atas tanah sawah yang menjadi tanah bu-
ruhan desa dibayar oleh pemilik tanah, tetapi melalui Rapat
Desa Karanganyar pada tahun 2010 diputuskan, bahwa sejak
tahun 2011 PBB atas tanah sawah yang menjadi tanah buruhan
desa dibayar oleh masing-masing penggarapnya. Hal ini diawali,
ketika pada tahun 2010 banyak terjadi protes ke Kantor Desa
Karanganyar, terutama oleh pemilik tanah buruhan desa yang
merasa tidak menikmati hasilnya, tetapi harus membayar PBB.