Page 153 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 153

140   Aristiono Nugroho, dkk.

            tanah buruhan desa kepada Pemerintah Desa Karanganyar
            disebut dengan istilah “pencabutan tanah buruhan dari pengua-
            saan”. Sementara itu, para penggarap tanah buruhan desa dise-
            but dengan istilah “kuli”.
                Surat Keputusan Kepala Desa Karanganyar Nomor 141/101/
            2031/XI/2001 ini ditetapkan dengan menimbang, hal-hal sebagai
            berikut: Pertama, surat keputusan ini dibuat dalam rangka me-
            ningkatkan keadilan dan kemakmuran masyarakat Desa Karang-
            anyar, agar tercipta kehidupan masyarakat yang adil, makmur,
            damai dan sejahtera. Kedua, surat keputusan ini dibuat dalam
            rangka memperhatikan aspirasi masyarakat Desa Karanganyar
            yang disalurkan melalui Baperdes (Badan Perwakilan Desa)
            Karanganyar. Ketiga, surat keputusan ini merupakan hasil mu-
            syawarah antara Baperdes Karanganyar, perangkat Desa Karang-
            anyar, dan beberapa orang tokoh yang menjadi koordinator
            aspirasi masyarakat Desa Karanganyar.
                Konsideran Pertama pada Surat Keputusan Kepala Desa
            Karanganyar Nomor 141/101/2031/XI/2001 ini memperlihatkan
            “empat prinsip pengelolaan pertanahan” di Desa Karanganyar,
            sebagai berikut: Pertama, adil, yaitu ketika setiap anggota
            masyarakat memperoleh keadilan distributif atau setiap anggota
            masyarakat mendapat kebutuhan dasarnya, termasuk hak meng-
            garap atas tanah buruhan desa. Setelah mendapat keadilan
            distributif, barulah anggota masyarakat layak masuk ke arena
            keadilan kontributif, ketika setiap anggota mendapat kesempatan
            yang sama untuk berkontribusi dan sekaligus berkompetisi da-
            lam memberikan kontribusi dan konsekuensi logis yang ditim-
            bulkannya; Kedua, makmur, yaitu ketika setiap anggota masya-
            rakat dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya, dan memperoleh
            kesempatan berkontribusi dalam kualitas yang menjamin
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158