Page 160 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 160

Resonansi Landreform Lokal ...  147

              adanya beberapa kepala keluarga petani yang memperoleh hak
              garap atas tanah buruhan desa, dengan konsekuensi melaksa-
              nakan ronda malam dan kerigan (kerja bakti dan kerja sosial)
              serta membayar PBB atas tanah yang digarapnya.
                  Segenap uraian tentang dampak resonansi landreform lokal
              ala Desa Ngandagan di Desa Karanganyar, sesungguhnya menje-
              laskan hal-hal sebagai berikut: Pertama, ada 76 kepala keluarga
              yang menerima tanah buruhan desa (tanah sawah yang digarap
              oleh buruh kulian), yang masing-masing luasnya 90 ubin.
              Kedua, ada 76 kepala keluarga penerima hak garap tanah
              buruhan yang melaksanakan kerja bakti dan ronda malam bagi
              kepentingan seluruh masyarakat Desa Karanganyar yang ber-
              jumlah 179 kepala keluarga. Ketiga, ada 76 kepala keluarga
              yang membayar PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) atas tanah
              buruhan desa seluas 76 x 90 ubin. Keempat, ada 179 kepala
              keluarga yang menikmati guyub, rukun, atau harmoni sosial
              setelah diterapkannya landreform lokal di Desa Karanganyar.
                  Dampak resonansi landreform lokal ala Desa Ngandagan
              di Desa Karanganyar yang menyentuh kepentingan 76 kepala
              keluarga yang menerima tanah buruhan desa, dan kepentingan
              masyarakat Desa Karanganyar pada umumnya, telah memper-
              lihatkan terselenggaranya pertanahan yang adil, makmur, damai,
              dan sejahtera versi lokal atau versi masyarakat Desa Karang-
              anyar. Hal ini sesuai dengan konsideran pertama pada Surat
              Keputusan Kepala Desa Karanganyar Nomor 141/101/2031/XI/
              2001 yang diterbitkan tanggal 15 Nopember 2001, yang memper-
              lihatkan “empat prinsip pengelolaan pertanahan” di Desa
              Karanganyar versi masyarakat Desa Karanganyar. Kondisi ini
              memberi kesempatan bagi timbulnya pemahaman, bahwa
              landreform lokal yang diterapkan di Desa Karanganyar membawa
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165