Page 161 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 161
148 Aristiono Nugroho, dkk.
dampak bagi masyarakat berupa pelaksanaan empat prinsip
pengelolaan pertanahan di Desa Karanganyar versi masyarakat
Desa Karanganyar, yaitu adil, makmur, damai, dan sejahtera.
Ikhtiar para tokoh Desa Karanganyar yang dampaknya anta-
ra lain berupa penerapan empat prinsip pengelolaan pertanahan
lokal (adil, makmur, damai, dan sejahtera), sesungguhnya
merupakan ikhtiar yang berdampak pemberdayaan masyarakat.
Hal ini dikarenakan pemberdayaan memiliki karakteristik people
centered (berpusat pada masyarakat), participatory (partisipatif),
empowering (memberdayakan), dan sustainable (berkelanjutan).
Sebagaimana diketahui landreform lokal yang diterapkan di Desa
Karanganyar berpusat pada masyarakat (makmur dan sejahtera),
partisipatif (kulian, buruh kulian, dan pemerintah desa terlibat
dalam kegiatannya), memberdayakan (buruh kulian mempe-
roleh hak garap atas tanah sawah), dan berkelanjutan (diterap-
kan sejak tahun 1947 hingga saat ini).
Ketika perhatian diletakkan pada point-point tersebut, maka
diketahui bahwa landreform lokal bukan melulu masalah ekono-
mi (makmur dan sejahtera), melainkan juga masuk wilayah
sosial atau nilai-nilai sosial. Segenap point-point tersebut sesung-
guhnya dimaksudkan untuk memberi kemampuan pada masya-
rakat menata pertanahannya, yang dalam perspektif Desa
Karanganyar tahun 2001 dikenali sebagai pertanahan yang adil,
makmur, damai, dan sejahtera. Ketika buruh kulian memiliki
potensi tenaga kerja dan ketangguhan dalam bertani, maka
potensi ini diberi kesempatan mengaktualisasi dalam bentuk
penggarapan tanah buruhan desa yang berupa tanah sawah.
Landreform lokal yang diterapkan di Desa Karanganyar
tidaklah sekedar memenuhi basic needs (kebutuhan dasar), atau
sekedar mencegah terjadinya proses pemiskinan yang disebut