Page 163 - Resonansi Landreform Lokal di Karanganyar: Dinamika Pengelolaan Tanah di Desa Karanganyar
P. 163

150   Aristiono Nugroho, dkk.

                Pada gilirannya dampak resonansi landreform lokal ala Desa
            Ngandagan di Desa Karanganyar, yang secara singkat disebut
            “landreform lokal di Desa Karanganyar” mendorong dampak
            lanjutan berupa: Pertama, terwujudnya enabling, yaitu kondisi
            Desa Karanganyar yang memungkinkan sebagian anggota
            masyarakatnya (buruh kulian) mengalami perkembangan yang
            lebih baik. Petani yang tidak memiliki tanah sawah diberi hak
            garap, agar ia dapat menggarap tanah sawah meskipun tidak
            memilikinya. Enabling dapat terwujud karena landreform lokal
            mampu mendorong (encourage), dan membangkitkan kesadaran
            (awareness) masyarakat tentang potensi yang dimilikinya.
                Kedua, terwujudnya empowering, yaitu penguatan daya
            sebagian masyarakat (buruh kulian) dengan memberikan hak
            garap atas tanah sawah, sebagai bentuk pembukaan akses pada
            berbagai peluang (opportunities), yang dapat membuat sebagian
            masyarakat menjadi lebih produtif. Oleh karena itu pemberian
            hak garap atas tanah sawah bagi buruh kulian merupakan sesu-
            atu yang mendasar, karena mendekatkan sebagian masyarakat
            pada sumber ekonominya. Walaupun untuk itu masih harus
            dilengkapi dengan dukungan modal, teknologi, dan jaminan
            pemasaran atas produk pertanian yang dihasilkan.
                Ketiga, terwujudnya protecting, yaitu kondisi dan situasi
            yang mampu mencegah proses pemiskinan di masyarakat, kare-
            na tidak terbukanya akses kemakmuran dan kesjahteraan bagi
            sebagian masyarakat Desa Karanganyar. Akses ini penting karena
            merupakan syarat bagi lahirnya situasi dan kondisi damai di
            Desa Karanganyar, sepanjang para pihak menerapkan keadilan
            penguasaan tanah. Dengan demikian melindungi (protecting)
            bukanlah mengisolasi pihak yang dilindungi, melainkan justru
            membangun kemandiriannya. Selain itu, “melindungi” juga
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168