Page 106 - Konstitusionalisme Agraria
P. 106

dan negara yang berlandaskan persatuan bangsa serta tidak
                 boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan
                 yang lebih tinggi (Pasal 3 UUPA). Masyarakat hukum adat pun
                 dapat menjadi subjek yang menyelenggaran pelimpahan dari
                 HMN (Pasal 2 ayat (4) UUPA).
            6.   Prinsip Perencanaan Agraria yang diperlukan dalam kaitannya
                 untuk menciptakan sosialisme Indonesia. Negara diharuskan
                 membuat  tata guna agraria dengan  menyusun suatu
                 perencanaan umum secara nasional khususnya mengenai
                 persediaan, peruntukkan dan penggunaan tanah dan kekayaan
                 alam (Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 UUPA).

                 Prinsip-prinsip tersebut merupakan bagian yang tidak
            terpisahkan sebagai konstitusi agraria yang harus dijadikan sebagai
            pedoman dalam melahirkan peraturan perundang-undangan,
            kebijakan dan program-program pemerintahan yang berkaitan
            dengan permasalahan tanah dan sumber daya alam lainnya.
            Kehadiran UUPA yang usianya telah lebih dari lima puluh tahun
            kemudian menimbulkan pertanyaan, apakah UUPA masih relevan
            dan patut dipertahankan? Apakah prinsip-prinsip tersebut masih
            relavan dan masih dijalankan dalam peraturan perundang-undangan,
            kebijakan dan program pemerintah? Apakah masyarakat Indonesia
            kontemporer masih relevan diatur dengan sebuah undang-undang
            tua yang dibentuk pada semangat zaman yang berbeda.
                 Sehubunngan dengan pertanyan  ini, Achmad  Sodiki
            menyampaikan relevansi UUPA dalam kaitannya dengan aspek
            ideologis-filosofis. Menurut Sodiki, terdapat lima aspek yang
            menjadikan UUPA masih relevan antara lain: (i) sifat anti-penjajah
            dan eksploitasi kekayaan alam Indonesia yang tidak untuk
            kemakmuran bangsa Indonesia; (ii) sifat populis dengan pemihakan
            yang kuat kepada kepentingan rakyat petani, karena sadar bahwa
            sebagian terbesar rakyat Indonesia berkehidupan dari pertanian;
            (iii) kuatnya hasrat untuk menampilkan identitas nasional yang
            berlandaskan hukum adat dan kepentingan nasional yang merdeka
            dan berdaulat; (iv) egaliter yang menempatkan persamaan



                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     75
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111