Page 137 - Konstitusionalisme Agraria
P. 137

bagian ini menggunakan judul “Rezim Pembangunan” untuk
            menyebutkan rezim pemerintahan Orde Baru.
                 Istilah “Pembangunan” sebenarnya bukan pertama kali
            dimunculkan oleh rezim ini. Kata pembangunan sebelumnya telah
            dipakai oleh Mohammad Hatta, Sjahrir, Sutomo dan Sam Ratulangi
            sebagai kata yang dipergunakan untuk perjuangan melawan
            imperialisme dari luar. Namun kata pembangunan memiliki
            makna yang baru di dalam Rezim Orde Baru yang menempatkan
            “Pembangunan” sebagai sebuah ideologi yang berisi tujuan dari
            aktivitas politik, cara untuk mencapai tujuan, tata perilaku yang
            harus diresapi oleh apparatus negara, sekaligus sebagai tameng
            untuk melawan para kritikus pemerintah (Chambers, 1997:2-3).
                 Bagian ini dimulai dengan pembahasan mengenai transisi
            pemerintahan dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto
            dan implikasinya terhadap kebijakan land reform yang sebelumnya
            dilaksanakan oleh Presiden Soekarno. Berikutnya pembahasan
            mengenai ketetapan MPR dan kebijakan-kebijakan turunannya yang
            dibuat untuk menjadikan sistem kapitalisme bekerja terhadap tanah
            dan sumber daya alam Indonesia melalui modal asing dan modal
            dalam negeri. Hal ini pulalah menjadikan konsepsi HMN kemudian
            ditafsirkan sebagai pembenar bagi perampasan tanah yang dilakukan
            oleh Pemerintah. Akibat dari cara pembangunan seperti ini lahirlah
            konglomerasi disekitar keluarga dan kroni Presiden. Rezim ini
            tidak saja bekerja di darat, tetapi juga melahirkan sejumlah fondasi
            peraturan di perairan dan kelautan, serta kebijakan lingkungan
            hidup. Pada bagian ini juga dijelaskan secara singkat bagaimana
            Revolusi Hijau dan swasembada beras dijalankan serta dampaknya
            bagi permasalahan agraria. Bagian terakhir menjelaskan mengenai
            konflik pertanahan yang meluas karena kebijakan pembangunan
            dan represi yang dilakukan oleh Rezim Pembangunan.


            Kudeta Merangkak: Transisi dari Soekarno ke Soeharto
            Tragedi 30 September 1965 yang menewaskan sejumlah perwira
            tinggi Angkatan Darat telah menjadi isu politik yang pada akhirnya



               106     Konstitusionalisme Agraria
   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142