Page 142 - Konstitusionalisme Agraria
P. 142

lembaga perwakilan rakyat, sedang pengawasan dari penggunaan
            ada pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula; (c) Cabang-
            cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
            hidup rakyat banyak dikuasai oleh Negara; (d) Kepada warga negara
            diberi kebebasan dalam memilik pekerjaan dan diberi hak akan
            pekerjaan serta penghidupan yang layak; (e) Hak milik perorangan
            diakui dan dimanfaatkan guna kesejahteraan masyarakat, dan
            karenanya tidak boleh dijadikan alat untuk mengeksploitasi sesama
            manusia; (f) Potensi, inisiatif dan daya kreasi setiap warga negara
            dapat diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak
            merugikan kepentingan umum; (g) Fakir miskin dan anak-anak
            terlantar berhak memperoleh jaminan sosial.
                 Berbeda dengan dasar-dasar perekonomian pada masa
            Soekarno ketika masih berkuasa penuh yang secara jelas meletakan
            garis kebijakan ekonomi yang intervensionis dengan menasionalisasi
            perusahaan asing serta  melaksanakan  land reform. Dasar
            perekonomian baru berupaya meminimalisir peranan negara dalam
            aktivitas ekonomi dan pengelolaan langsung sumber-sumber agraria.
            Dalam menjalankan peranannya di bidang ekonomi, pemerintah
            harus menekankan pengawasan arah kegiatan ekonomi dan bukan
            pada penguasaan yang sebanyak mungkin dari kegiatan-kegiatan
            ekonomi. Di dalam ketetapan tersebut kata land reform juga
            masih disebut satu kali, dalam Pasal 31 disebutkan: Pelaksanaan
            transmigrasi perlu diperhebat dan penyelesaian land reform/land
            use dipercepat. Namun rumusan ketentuan tersebut tidak lagi bisa
            dimaknai sebagai land reform yang dikembangkan pada awal tahun
            1960-an. Dalam ketentuan tersebut land reform dipersamakan
            dengan land use yang berarti penggunaan tanah, bukan perombakan
            penguasaan tanah sebagaimana dihendaki dengan land reform.
            Selain itu, land reform dipersandingkan dengan transmigrasi.
                 Pada masa awal pemerintahan Orde Baru mempromosikan
            liberalisasi, mereduksi peran negara yang terlalu besar dalam
            aktivitas ekonomi. Dalam rangka ini sangat perlu diselenggarakan
            debirokratisasi dari sistim pengawasan dan dekonsentrasi dalam
            manajemen perusahaan-perusahaan negara. Dalam jangka panjang,


                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     111
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147