Page 145 - Konstitusionalisme Agraria
P. 145

melainkan sebagai penata-gunaan tanah, penataan administrasi
            pertanahan, dan istilah-istilah sejenis. Kebijakan pertanahan di era
            ini kemudian diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
            melalui proses pembangunan, diantaranya dengan mengeluarkan
            kebijakan pembebasan tanah untuk kepentingan umum maupun
            program-program transmigrasi yang membagikan tanah kepada
            penduduk yang dipindahkan, terutama dari pulau Jawa ke lokasi
            baru di luar pulau Jawa.
                 Land reform kemudian diasosiasikan dengan paham komunisme
            yang menyebabkan “dijauhkannya” program land reform dari
            kebijakan agraria masa pemerintahan Presiden Soeharto. Militer
            merupakan kelompok yang paling getol mengkampanyekan bahwa
            UUPA adalah produk PKI. Sebuah buku yang ditulis oleh Joewono,
            Perwira Cadangan Angkatan Darat dan Bekas Pegawai Kementerian
            Agraria mengkampanyekan bahwa UUPA merupakan produk
            komunis sehingga seharusnya dicabut oleh pemerintah (Joewono,
            1984). Padahal tidak penah dibuktikan secara jelas siapa tokoh PKI
            yang dianggap sebagai pembuat UUPA. Karena dianggap berpaham
            komunis, maka UUPA ditinggalkan dan sebagai gantinya dimajukan
            kebijakan-kebijakan pro pertumbuhan ekonomi.

                 Kebijakan pertumbuhan ekonomi (pro growth) tersebut
            dilakukan dengan mengundang modal asing. Prasyarat bagi
            model pembangunan tersebut dipersiapkanlah berbagai regulasi
            pendukung seperti UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal
            Asing dan UU No. 6 tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
            Negeri. UU No. 1 Tahun 1967 bukanlah undang-undang pertama
            berkaitan dengan modal asing di Indonesia. Sebelumnya telah ada
            UU No. 78 Tahun 1958 tentang Penanaman Modal Asing, diubah
            dengan Perppu No. 15 Tahun 1960. Hanya saja dalam kedua undang-
            undang yang disebut terakhir ini terlalu banyak daftar investasi yang
            tertutup untuk modal asing dan persyaratan-persyaratan tertentu,
            misalkan kewajiban untuk memperkerjakan orang Indonesia dan
            aturan lainnya. Oleh karena itulah, undang-undang tersebut dicabut
            dengan UU No. 16 Tahun 1965 tentang Pencabutan UU Penanaman
            Modal Asing.


               114     Konstitusionalisme Agraria
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150