Page 150 - Konstitusionalisme Agraria
P. 150
Sebuah data yang dikeluarkan oleh Forest Watch Indonesia
(FWI) dan Global Forest Watch (GFW) pada tahun 2002 menunjukan
pengurangan tutupan hutan di tujuh wilayah Indonesia. Hampir
semua pulau mengalami penyusutan jumlah tutupan hutan. Pulau
yang paling parah penyusutan tutupan hutannya adalah Sumatra,
Kalimantan dan Jawa. Bagan di atas menunjukan bagaimana
dampak dari kebijakan kehutanan yang eksploitatif. Bagan tersebut
dapat disandingkan dengan bagan peningkatan jumlah kayu yang
dihasilkan dari Indonesia di bawah ini.
Bagan 2. Peningkatan produksi kayu
Sumber: FWI/GFW. 2002. The State of the Forest: Indonesia. Bogor, Indonesia:
Forest Watch Indonesia, and Washington DC: Global Forest Watch. Hal. 9
Produksi kayu meningkat sejak diundangkannya UU No. 5
Tahun 1967 tentang Kehutanan. Pertumbuhan itu memuncak pada
tahun 1974. Tetapi sempat mengalami penurun dari tahun 1974
sampai 1976. Kejadian politik pada waktu itu adalah protes terhadap
kebijakan liberalisasi yang dilakukan oleh Soeharto yang meledak
pada 15 Januari 1974, bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri
Tanaka dari Jepang ke Indonesia. Protes tersebut dikenal dengan
Peristiwa Malari. Dalam Peristiwa Malari sejumlah orang ditangkap,
diproses hukum, seperti Hariman Siregar. Kritik yang dilancarkan
kepada Pemerintah Orde Baru yang melakukan liberalisasi kemudian
Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan 119