Page 153 - Konstitusionalisme Agraria
P. 153

Peraturan serupa di bidang kelautan adalah UU No. 17 Tahun
            1985 tentang Pengesahan United Nation on the Law of the Sea
            (Konvensi Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut); UU No. 5 Tahun
            1993 tentang Zona Ekonomi Ekslusif (pasal 16 UU tersebut dicabut
            dengan UU No. 31 Tahun 2004); dan UU No. 6 Tahun 1996 tentang
            Perairan Indonesia. Kemudian juga ada UU No. 9 Tahun 1985 tentang
            Perikanan. Keempat undang-undang tersebut memperkuat dasar
            hukum penguasaan negara atas kelautan dan juga mengatur beberapa
            instrumen hukum untuk pemanfaatan sumber daya yang ada di laut.
            Untuk pemanfaatan ikan diwajibkan memiliki Izin usaha perikanan.
                 Sementara itu, UU No. 11 Tahun 1974 tentang Pengairan yang
            berisi skema pengusahaan air. Di dalam undang-undang tersebut
            diatur tentang HMN di bidang perairan. Disebutkan bahwa Hak
            menguasai oleh negara tersebut dalam undang-undang ini memberi
            wewenang kepada Pemerintah untuk :

            a.   Mengelola serta mengembangkan kemanfaatan air dan atau
                 sumber-sumber air.
            b.   Menyusun mengesahkan, dan atau memberi izin berdasarkan
                 perencanaan dan perencanaan teknis tata pengaturan air dan
                 tata pengairan.
            c.   Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin peruntukan,
                 penggunaan, penyediaan air, dan atau sumber-sumber air.
            d.   Mengatur, mengesahkan dan atau memberi izin pengusahaan
                 air, dan atau sumber-sumber air.
            e.   Menentukan dan mengatur perbuatan-perbuatan hukum dan
                 hubungan-hubungan hukum antara orang dan atau badan
                 hukum dalam persoalan air dan atau sumber-sumber air.



            Fondasi Awal Kebijakan Lingkungan Hidup
            Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Lingkungan Hidup
            Manusia pada 5-16 Juni 1972 di Stockholm, Swedia, yang mana
            pemerintah Indonesia terlibat di dalamnya, telah mendorong
            perubahan kebijakan dalam negeri berkaitan dengan lingkungan



               122     Konstitusionalisme Agraria
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158