Page 157 - Konstitusionalisme Agraria
P. 157

Namun sinkronisasi tersebut membutuhkan dasar hukum
            yang lebih kuat. Oleh karena itulah pada tahun 1992 dibuat UU
            No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Untuk mempermudah
            alokasi sumber daya bagi kepentingan pembangunan maka
            diperkenalkanlah izin lokasi. Izin lokasi merupakan salah satu
            bentuk intervensi pemerintah yang berfungsi untuk mengatur alokasi
            sumber daya yang langka, dalam hal ini tanah, agar dimanfaatkan
            secara optimal berdasarkan Rencana Tata Ruang. Izin lokasi adalah
            izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh tanah
            sesuai dengan Tata Ruang Wilayah, yang berlaku pula sebagai izin
            pemindahan hak.
                 Izin lokasi diberikan untuk menyederhanakan prosedur-
            prosedur bagi investasi asing dan domestik yang diatur melalui
            Keputusan Presiden No. 97 Tahun 1993 mengenai tata cara
            penanaman modal. Izin lokasi dimaksudkan untuk menjalankan
            tiga fungsi: (a) Instrument pengambilan tanah sebelum hak-hak
            tanah yang lebih permanen diberikan oleh BPN; (b) Izin untuk
            menggunakan tanah yang cocok untuk perencanaan ruang dengan
            detail yang sudah ada; dan (c) Izin untuk memindah hak-hak tanah
            yang melekat dengan tanah yang sudah ada dan tercakup dalam
            izin (BON 1998:156, dalam Rachman, 2012:70).
                 Sejak 1993 sampai 1998 jumlah izin lokasi yang telah dikeluarkan
            oleh BPN sebanyak 13.036 izin lokasi untuk tanah seluas 9.673.456,15
            hektar yang dipergunakan untuk kawasan industri, perumahan,
            pertanian, jasa dan berbagai proyek lainnya (Fauzi, 2012:71). Dalam
            praktiknya banyak terjadi penyalahgunaan izin lokasi. Pertama, izin
            lokasi dianggap sebagai hak oleh pemegangnya. Kedua, izin lokasi
            pada praktiknya diperjual-belikan. Padahal jual-beli izin lokasi telah
            dilarang oleh SK Menteri Agraria/Kepala BPN No. 22 Tahun 1993
            (Sumardjono, 2009:40-1).


            Dinamika Kementerian Negara yang Berkaitan dengan Agraria
            Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XLIV/MPRS/1998, Jenderal
            Soeharto diangkat menjadi Presiden. Untuk menjalankan



               126     Konstitusionalisme Agraria
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162