Page 160 - Konstitusionalisme Agraria
P. 160

Hasan, yang banyak memiliki konsesi hutan, yang menjabat sebagai
            menteri Perindustrian dan Perdagangan.
                 Yang perlu menjadi sorotan dalam pembentukan kementerian
            dalam Kabinet Pembangunan adalah posisi Kementerian Agraria.
            Sebelumnya pada pada Presiden Soekarno keberadaan Kementerian
            Agraria merupakan elemen penting karena berperan untuk
            menjalankan land reform. Namun pada masa Presiden Soeharto
            kementerian ini dilikuidasi dan dijadikan sebagai sebuah Direktorat
            Jenderal di bahwa Departemen Dalam Negeri. Baru kemudian
            atas kebutuhan untuk mempermudah investasi dan kepastian
            mengenai tanah-tanah yang akan dipergunakan untuk infrastruktur
            pembangunan pada dekade 1980-an dibentuklah Badan Pertanahan
            Nasional (BPN). BPN lebih banyak bertugas untuk melakukan
            pengadministrasian pertanahan daripada melakukan redistribusi
            tanah dalam rangka land reform. Baru kemudian pada masa
            menjelang berakhirnya Rezim Orde Baru dibentuk Kementerian
            Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional yang dijabat
            oleh Sonny Harsono. Namun kementerian ini tidak berbuat banyak
            dalam kaitannya dengan perombakan struktur penguasaan tanah
            dan sumber daya alam lainnya.



            Negara Integralistik, HMN dan Pembentukan Konglomerasi
            Orde Baru

            Sejak awal mulai memerintah, Rezim Orde Baru berkomitmen
            hendak mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
            konsekuen. Artinya, konsepsi lama tidak diganggu-gugat. Tidak ada
            penggantian maupun amandemen konstitusi pada masa Soeharto
            mulai berkuasa. Maka tidak heran bila konsepsi negara integralistik
            masih bisa hidup di dalam kepemimpinan Soeharto.
                 Konsepsi negara Integralistik oleh Soepomo dianggap
            sebagai konsepsi yang sesuai dengan kepribadian Indonesia. Tidak
            menempatkan negara vis a vis rakyat sebagaimana konstruksi negara
            liberal yang menempatkan hak pada tangan warga dan negara
            bertanggungjawab atau berkewajiban memajukan, melindungi dan



                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     129
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165