Page 164 - Konstitusionalisme Agraria
P. 164

ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi pertanian. Sarana-sarana
            pendukung disiapkan seperti infrastruktur penyediaan air melalui
            sistem irigasi dengan membangun sejumlah waduk dan bendungan
            misalkan Bendungan Karang Kates di Jawa Timur, Waduk Mrica,
            Gajah Mungkur dan Kedung Ombo di Jawa Tengah, Bendungan Riam
            Kanan dan Riam Kiwo di Kalimantan, Bendungan Asahan di Sumatra.
            Pemerintah juga membuat institusi penelitian seperti Balai Pengkajian
            Teknologi Pertanian (BPTP) yang berkembang untuk menghasilkan
            inovasi untuk pengembangan pertanian.  Hasil-hasil penelitian
                                                    29
            tentang rekayasa benih pertanian dipergunakan untuk menghasilkan
            bibit unggul yang bisa memberikan hasil pertanian yang berlipat
            ganda. Salah satu hasil yang penting dari penelitian pada masa itu
            adalah dihasilkannya Varietas Unggul Tahan Wereng (VUTW).
                 Pemakaian pupuk kimia dipromosikan oleh pemerintah untuk
            meningkatkan hasil produksi pertanian. Dalam kaitannya dengan hal
            ini telah didirikan sejumlah pabrik-pabrik yang menyediakan bibit
            unggul, pupuk dan pestisida melalui subsidi yang terkontrol antara
            lain Petro Kimia Gresik di Gresik, Pupuk Sriwijaya di Palembang,
            dan Asean Aceh Fertilizer di Aceh.
                 Dalam kaitan untuk kemudahan usaha didirikan pula sejumlah
            lembaga penunjang untuk memudahkan petani memperoleh
            kredit dari bank dan pembentukan Koperasi Unit Desa (KUD)
            untuk membantu pemasaran hasil pertanian dan penyedia pupuk.
            Pemerintah membentuk Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk
            menampung hasil pertanian petani.
                 Cara kerja Pemerintah untuk memobilisasi petani dalam
            kerangka Revolusi Hijau ini dilakukan dengan penyuluhan pertanian
            yang kegiatannya memperkenalkan dan menyebarluaskan cara


                 29 Pada level regional, Rockefeller Foundation yang merupakan promotor Revolusi
            Hijau bekerjasama dengan Ford Foundation mendirikan sebuah badan penelitian bernama
            International Rice Research Institute (IRRI)  di Los Banos, Filipina. Semula  pendirian
            lembaga IRRI  ditawarkan kepada Indonesia  dan  diterima  oleh Presiden Soekarno.  Akan
            tetapi ketika pihak Rockefeller dinilai banyak melakukan berbagai macam tuntutan yang
            sifatnya intervensif, Soekarno menolak dan menyatakan bahwa Indonesia sebenarnya telah
            mampu melakukannya sendiri tanpa IRRI (Luthfi, 2011:60). Meskipun demikian, Pemerintah
            pada masa itu mendirikan pusat-pusat penelitian untuk mendukung pelaksanaan Revolusi
            Hijau.

                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     133
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169