Page 332 - Konstitusionalisme Agraria
P. 332

bisa memanfaatkan wilayahnya untuk keperluan pengembangan
            pembangunan infrastruktur daerah.
                 Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, Mahkamah
            Konstitusi memeriksa mengenai subjectum litis dan objectum
            litis. Subjectum litis berkaitan dengan kedudukan para pihak baik
            pemohon maupun termohon sebagai lembaga negara yang dapat
            bersengketa di Mahkamah Konstitusi. Pemeriksaan terhadap
            subjectum litis dilakukan karena tidak semua lembaga negara
            bisa menjadi pihak untuk bersengketa dihadapan Mahkamah
            Konstitusi. Dalam hal ini, Mahkamah Konstitusi menyatakan
            pemohon yang merupakan Pemda Kab. Penajam Paser Utara yang
            terdiri dari Bupati dan DPRD memenuhi persyaratan sebagai para
            pihak (subjectum litis) dalam sengketa kewenangan lembaga negara
            yang kedudukannya dinyatakan dalam PAsal 18 Ayat (3) dan Ayat
            (4) UUD 1945.  Demikian pula halnya dengan Termohon (Menteri
                          54
            Kehutanan) juga merupakan lembaga negara yang kedudukannya
            disebutkan di dalam konstitusi khususnya Pasal 17 Ayat (3) UUD
            1945 yang menyatakan: Setiap menteri membidangi urusan tertentu
            dalam pemerintahan.
                 Setelah menilai mengenai subjectum litis, kemudian Mahkamah
            Konstitusi menilai apakah pokok permasalahan yang disengketakan
            merupakan sengketa terhadap kewenangan negara yang diberikan
            oleh UUD 1945. Penilaian ini dilakukan sebab tidak semua
            penyelesaian sengketa kewenangan lembaga negara merupakan
            kewenangan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi hanya
            memiliki kewenangan untuk menyelesaikan sengketa kewenangan
            lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
                 Oleh karena sengketa ini berkaitan dengan hubungan
            kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka
            Mahkamah Konstitusi mempergunakan UU No. 32 Tahun 2004
            tentang Pemerintahan Daerah sebagai rujukan untuk menyelesaikan

                 54 Pasal 18  Ayat (3) UUD 1945 berbunyi: Pemerintahan  daerah  provinsi,  daerah
            kabupaten,  dan kota memiliki Dewan  Perwakilan   Rakyat   Daerah    yang    anggota-
            anggotanya    dipilih   melalui  pemilihan  umum.  Sementara itu Pasal 18  Ayat (4) UUD
            1945 berbunyi: Gubernur,  Bupati    dan    Walikota   masing   masing  sebagai   Kepala
            Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.

                                      Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi     301
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337