Page 339 - Konstitusionalisme Agraria
P. 339

Salah satu pembatasan kewenangan Presiden tersebut
            terdapat dalam pengelolaan keuangan negara. Berkaitan dengan hal
            tersebut, Mahkamah Konstitusi menilai bahwa pembelian 7% saham
            divestasi PT. NNT merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
            pemerintahan yang terkait dengan  pengelolaan  keuangan  negara,
            yang  harus  tunduk  pada  konstitusi, undang-undang, dan/atau
            tidak melampaui kewenangan lembaga negara yang lain, yang juga
            diberikan  oleh  konstitusi. Dalam perkara yang disengketakan
            tersebut, anggaran yang akan dipergunakan oleh Pemerintah untuk
            membeli 7%  saham  PT. NNT dilakukan dalam bentuk investasi
            jangka panjang non-permanen bersumber dari mata anggaran Pusat
            Investasi Pemerintah (PIP) di dalam APBN.
                 Sengketa ini muncul sebab Presiden mendalilkan bahwa
            pembelian  7%  saham  PT. NNT tersebut  merupakan  investasi
            jangka  panjang  non-permanen,  bukan  investasi  langsung
            dalam  bentuk  penyertaan  modal  sehingga tidak memerlukan
            persetujuan DPR. Apalagi mata anggaran untuk melakukan investasi
            tersebut sudah ada di APBN. Pada sisi lain, DPR berpendapat bahwa
            pembelian saham tersebut merupakan penyertaan modal yang
            berimplikasi pada  pemisahan  bagian  kekayaan  negara  dalam
            sebuah  perusahaan  swasta karena  terjadi  transfer  of  ownership
            karena  adanya  Divestitur  Shares  Sale Agreement  bertanggal  11  Mei
            2010  antara  PIP  dengan  Nusa  Tenggara Partnership  B.V.,  sehingga
            pembelian  saham  tersebut  memerlukan  persetujuan DPR. Selain
            itu DPR mengakui bahwa mata anggaran untuk melakukan investasi
            tersebut ada di dalam APBN tetapi detail penggunaannya belum
            disetujui oleh DPR.
                  Menurut  Mahkamah Konstitusi,  dana  investasi  pemerintah
            (reguler)  melalui  PIP pada APBN TA 2011 sebanyak Rp.1 triliun
            tidak dapat serta merta digunakan oleh Presiden untuk  pembelian
            saham  PT. NNT karena penggunaan  tersebut  belum  dibahas  dan
            disetujui  bersama  DPR. Pembahasan  dan  persetujuan  bersama
            tersebut,  tidak  berarti  bahwa  terdapat persetujuan  bertingkat  atas
            APBN.  Pembahasan  dan  persetujuan  bersama DPR diperlukan
            guna memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara tepat


               308     Konstitusionalisme Agraria
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344