Page 345 - Konstitusionalisme Agraria
P. 345

DPR. Dalam hal tidak ada dana anggaran, sedangkan kewajiban
                 negara  tersebut  harus  dilakukan  secepatnya,  maka  Presiden
                 dapat menggunakan kewenangan yang diberikan oleh Pasal 27
                 ayat (4) UU No. 17  Tahun 2003 yang menyatakan bahwa dalam
                 keadaan darurat Pemerintah dapat  melakukan pengeluaran
                 yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan
                 dalam rancangan perubahan APBN dan/atau disampaikan
                 dalam Laporan Realisasi Anggaran.


            4.   Persetujuan DPR bukan untuk menolak
                 Achmad Sodiki dalam pendapatnya menyampaikan bahwa
                 pembelian 7% PT. NNT sangat  berarti  bagi  kedudukan
                 bangsa  dan  negara  untuk  mendekati realisasi sumber daya
                 alam bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat. Seharusnya
                 dengan  jatuh  temponya  7%  saham  tersebut  untuk  dibeli
                 negara,  dalam  hal  ini Presiden dan  DPR sudah  harus
                 mengantisipasi  penyediaan  dananya. Seandainya dana
                 tersebut belum dialokasikan maka tetap menjadi tugas negara
                 untuk  mempersiapkannya.  Persetujuan  DPR untuk  divestasi
                 yang dibutuhkan  oleh  Presiden bukan  dalam  arti  menolak,
                 tetapi  bersama-sama DPR dan  Presiden mempersiapkan
                 dana  tersebut  dari  manapun sumbernya karena hal tersebut
                 adalah amanat konstitusi. Mengingat upaya negara untuk
                 memperkuat kepemilikan saham pada perusahaan-perusahaan
                 yang bekerja dalam bidang sumber daya alam tidaklah mudah,
                 maka pembelian 7% saham divestasi PT. NNT tidak boleh
                 dilewatkan begitu saja. Karena ini merupakan kesempatan
                 emas yang tidak  boleh  disia-siakan  demi  kejayaan  bangsa
                 dan  generasi  yang  akan  datang.

            5.   Penafsiran kontemporer
                 Selain itu hakim konstitusi Achmad Sodiki juga menyampaikan
                 bahwa dalam perkara ini semestinya penafsiran yang digunakan
                 bukan penafsiran yang tekstual dan rigid, melainkan penafsiran
                 yang kontemporer dan dinamis. Dalam hal ini, Achmad Sodiki


               314     Konstitusionalisme Agraria
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350