Page 350 - Konstitusionalisme Agraria
P. 350

Para pengusaha pun juga menjadikan Mahkamah Konstitusi
            sebagai sarana untuk memperjuangkan hak-haknya. Terdapat
            sembilan putusan yang pemohonnya adalah pengusaha maupun
            asosiasi pengusaha di bidang sumber daya alam. Tiga dari
            permohonan itu dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi, empat
            ditolak, satu yang tidak dapat diterima, dan satu perkara dicabut
            sendiri oleh pemohonnya. Dalam beberapa permohonan yang
            ditolak bahkan Mahkamah Konstitusi memperkuat tanggungjawab
            perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya alam seperti dalam
            putusan pengujian UU Perseroan Terbatas dimana Mahkamah
            Konstitusi menyatakan bahwa Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan
            (TJSL) berbeda dengan Corporate Social Responsibility (CSR)
            bagi perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam.
            Bagi Mahkamah Konstitusi bedanya TJSL merupakan kewajiban
            perusahaan, sedangkan CSR yang berkembang pada banyak negara
            bersifat sukarela (voluntary).
                 Kepala daerah pun menjadikan Mahkamah Konstitusi menjadi
            sarana untuk mengamankan kewenangannya di bidang sumber daya
            alam. Terdapat empat perkara yang pemohonnya adalah para bupati.
            Bahkan untuk perkara No. 45/PUU-IX/2011 mengenai pengujian
            konstitusionalitas definisi kawasan hutan dalam UU Kehutanan,
            pemohonnya adalah lima orang bupati dari Kalimantan Tengah.
            Dari empat perkara itu, dua diantaranya dikabulkan oleh Mahkamah
            Konstitusi, satu ditolak dan satu tidak dapat diterima. dua perkara
            yang dikabulkan itu diputus oleh Mahkamah Konstitusi pada
            tahun 2012. Melihat kecenderungan itu, bisa jadi dikemudian hari
            Mahkamah Konstitusi akan lebih sering dipergunakan oleh kepala
            daerah untuk menjadi arena mempertaruhkan kewenangannya
            selaku kepala daerah otonom untuk memperbesar kendalinya atas
            sumber daya alam di daerah berhadapan dengan pemerintah pusat.
                 Pengklasifikasian berdasarkan kategori pemohon menunjukan
            bahwa Mahkamah Konstitusi benar-benar telah dipergunakan
            sebagai arena kontestasi para pihak, baik itu rakyat, Ornop,
            pengusaha dan kepala daerah untuk memperebutkan penguasaan
            dan kemanfaatan dari pengelolaan sumber daya alam.


                                      Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi     319
   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355