Page 370 - Konstitusionalisme Agraria
P. 370

memakannya, maka singkong dapat menjadi cabang produksi yang
            penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. Jadi
            itu sangat bergantung pertama-tama pada perkembangan kondisi
            produksi itu dan keberadaannya yang menguasai hajat hidup orang
            banyak untuk dikuasai langsung oleh negara.



            Lima Bentuk Kewenangan Penguasaan Negara
            Konsepsi penguasaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
            33 ayat (2) dan ayat (3) UUD 1945 memberikan wewenang kepada
            pemerintah untuk melakukan perbuatan hukum yang ditujukan
            untuk memberikan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Konsepsi
            penguasaan negara mandat rakyat secara kolektif dalam Pasal
            33 UUD 1945 diwujudkan dalam lima bentuk kewenangan, yaitu
            kebijakan (beleid) dan tindakan pengurusan (bestuursdaad),
            pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad) dan
            pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya
            kemakmuran rakyat. Hal ini sudah diperkenalkan oleh Mahkamah
            Konstitusi sejak putusan PerkaraNo. 001/PUU-I/2003, Perkara No.
            021/PUU-I/2003, Perkara No. 022/PUU-I/2003 dan konsisten pada
            setia putusan lainnya yang standar pengujiannya adalah Pasal 33 ayat
            (2) dan ayat (3) UUD 1945. Lima bentuk kewenangan penguasaan
            negara tersebut adalah:

            1.   Pengaturan (regelendaad)

                 Pengaturan dilakukan oleh pemeritah maupun pemerintah
            daerah  mulai dari pembuatan undang-undang, peraturan
            pemerintah, peraturan daerah dan peraturan serta keputusan yang
            bersifat mengatur hubungan hukum antara pemerintah, swasta dan
            masyarakat terhadap tanah dan sumber daya alam lainnya. Pada
            intinya, kewenangan pengaturan  merupakan perbuatan hukum oleh
            pemerintah dalam membuat norma hukum yang berlaku umum dan
            bersifat abstrak untuk memberikan arahan, menentukan hak dan
            kewajiban serta kondisi-kondisi yang diharapkan dari penguasaan
            negara atas tanah dan sumber daya alam lainnya.



                                      Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi     339
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375