Page 372 - Konstitusionalisme Agraria
P. 372

pengelolaan dapat juga dilakukan dalam bentuk kepemilikan saham
            pemerintah pada badan-badan usaha swasta. Pada BUMN/BUMD,
            pemerintah haruslah menjadi pemegang saham mayoritas. Namun
            kepemilikan saham pemerintah itu tidaklah harus mayoritas absolut
            (50%+1) melainkan boleh mayoritas relatif, yaitu negara menjadi
            pemilik saham mayoritas yang tidak harus melebihi 50% saham,
            asalkan kontrol negara terhadap BUMN/BUMD masih kuat.
                 Kepemilikan saham oleh negara tidak berarti bahwa negara
            memiliki secara absolut 100% saham dari perusahaan yang dimaksud,
            melainkan negara dapat menjadi pemilik saham mayoritas relatif,
            artinya negara dapat saja tidak menguasai lebih dari 50% saham.
            Pemilik saham mayoritas relatif berarti negara menjadi pemilik
            saham terbesar dalam perusahaan dan menjadi pihak yang paling
            menentukan dalam pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
            Dalam pengusahaan cabang produksi yang penting dan menguasai
            hajat hidup orang banyak, peran negara harus kuat dan paling
            menentukan jalannya perusahaan.


            3.   Kebijakan (beleid)
                 Pembuatan  kebijakan dilakukan pemerintah dengan
            merumuskan dan mengadakan kebijakan  tentang penguasaan,
            penyediaan, pemanfaatan tanah dan sumber daya alam lainnya.
            Kebijakan dapat pula dilakukan oleh pemerintah dengan menyusun
            perencanaan -perencanaan dalam menjalankan administrasi
            pertanahan dan sumber daya alam lainnya.
                 Dalam putusan perkara No. 72/PUU-VIII/2010 mengenai
            pengujian UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Mahkamah
            Konstitusi menegaskan bahwa perencanaan pengelolaan sumber
            daya alam harus didasarkan kepada prinsip efisiensi berkeadilan,
            berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, sehingga membutuhkan
            suatu perencanaan yang komprehensif. Senada dengan itu, dalam
            Putusan Perkara No. 45/PUU-IX/2011 mengenai pengujian UU
            Kehutanan, Mahkamah Konstitusi menyebutkan bahwa pejabat
            administrasi negara tidak boleh berbuat sekehendak hatinya,
            akan tetapi harus bertindak sesuai dengan hukum dan peraturan


                                      Konstitusi Agraria dan Mahkamah Konstitusi     341
   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377