Page 371 - Konstitusionalisme Agraria
P. 371

Dalam melakukan pengaturan, sebagaimana dijelaskan oleh
            Mahkamah Konstitusi dalam putusan Perkara No. 003/PUU-
            III/2005, pemerintah harus menentukan ukuran-ukuran objektif
            dalam melakukan pengaturan sebab pengaturan yang dilakukan
            oleh pemerintah dapat menimbulkan kerugian konstitusional
            dari warga negara. Lebih lanjut, pengaturan yang dilakukan oleh
            pemerintah harus memperhatikan asas kepastian hukum, sehingga
            perlu menghindari pengaturan yang saling tumpang tindih satu sama
            lain. Pengaturan yang tumpang-tindih menimbulkan ketidakpastian
            hukum yang bertentangan dengan jaminan kepastian hukum
            sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28D ayat (1) UUD 1945.  Selain
                                                                   59
            itu, di dalam putusan yang sama Mahkamah Konstitusi menekankan
            perlunya koordinasi diantara departemen atau instansi pemerintah
            dalam melakukan pengaturan agar tidak terjadi tumpang tindih atau
            kekacauan kebijakan yang akan merugikan hak-hak warga negara.
                 Pemerintah juga harus memperhatikan pengaturan dengan
            memperhatikan sistem yang melindungi usaha kecil. Oleh karena
            itu, dalam putusan perkara No. 30/PUU-VIII/2010 mengenai
            Pengujian UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
            dan Batubara, Mahkamah Konstitusi menyebutkan bahwa
            dalam melaksanakan fungsi mengatur (regelendaad) perlu ada
            pengklasifikasian antara kelompok usaha kecil, usaha menengah
            dan usaha besar. Ketiga klasifikasi itu tidak boleh diperhadapkan
            dalam satu kompetisi, dalam hal ini lelang untuk memperoleh
            konsesi pertambangan. Salah satu cara untuk membuat aturan yang
            melindungi usaha kecil adalah menghindarkannya dari kompetisi
            bebas dan langsung dengan usaha besar.


            2.   Pengelolaan (beheersdaad)
                 Pengelolaan dilakukan baik secara langsung oleh Pemerintah
            atau Pemerintah Daerah maupun oleh Badan Usaha Milik Negara
            (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Selain itu,



                 59 Pasal 28D  ayat (1) UUD 1945 berbunyi: “Setiap  orang berhak  atas  pengakuan,
            jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
            hukum.”

               340     Konstitusionalisme Agraria
   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376