Page 377 - Konstitusionalisme Agraria
P. 377

pengurusan dilakukan oleh pemerintah melalui kewenangannya
            untuk mengeluarkan dan mencabut fasilitas perizinan (vergunning),
            lisensi (licentie), dan konsesi (concessie).
                 Tingkatan paling minimal dari penguasaan negara adalah
            pengaturan dan pengawasan. Pengaturan dilakukan oleh pemeritah
            maupun pemerintah daerah mulai dari pembuatan undang-
            undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah dan peraturan
            serta keputusan yang bersifat mengatur hubungan hukum antara
            pemerintah, swasta dan masyarakat terhadap tanah dan sumber
            daya alam lainnya. Sedangkan pengawasan dilakukan oleh
            pemerintah dalam rangka mengawasi, mengevaluasi, melakukan
            audit, melakukan pengendalian dan melakukan penegakan hukum
            agar pelaksanaan penguasaan oleh negara atas tanah dan sumber
            daya alam benar-benar dipergunakan untuk sebesar-besarnya
            kemakmuran seluruh rakyat.



            Empat Prinsip dan Tolak Ukur Penguasaan Negara
            Penguasaan negara atas tanah dan sumber daya alam lainnya
            berpatokan pada sejumlah prinsip-prinsip yang digariskan di dalam
            UUD 1945. Dalam putusan perkara No. 72/PUU-VIII/2010 mengenai
            pengujian UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Mahkamah
            Konstitusi menjelaskan prinsip-prinsip dasar penguasaan negara
            dalam pengurusan, pengaturan serta pengelolaan kekayaan alam
            yang diturunkan dari prinsip-prinsip yang terkandung dalam
            konstitusi, khususnya Pasal 33 ayat (3) dan (4) UUD 1945, yaitu:


            1.   Prinsip untuk sebesar-besar bagi kemakmuran rakyat.
                 Prinsip sebesar-besar kemakmuran rakyat merupakan prinsip
            yang diturunkan dari Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Prinsip ini sekaligus
            merupakan tujuan dari penguasaan negara atas tanah dan sumber
            daya alam lainnya. Mahkamah Konstitusi menegaskan bahwa tujuan
            untuk mewujudkan sebesar-besar kemakmuran rakyat tidak bisa
            dipisah-pisahkan dengan kewenangan penguasaan negara. Prinsip
            ini dijabarkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam putusan perkara No.



               346     Konstitusionalisme Agraria
   372   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382