Page 58 - Tanah dan Ruang untuk Keadilan dan Kemakmuran Rakyat
P. 58

masyarakat,  sebanyak  itu  pula  yang  di  tetapkan  haknya.
                 Kecuali  batas  pensertipikatan  luas  maksimal,  tidak  ada
                 pengaturan  terhadap  penguasaan  dan  pemilikan  atau
                 penggunaan  yang  berlandaskan  keadilan.  Tidak  ada  data
                 tentang  berapa  banyak  luas  tanah  yang  telah  dimiliki  oleh
                 subjek  hak  sehingga  masih  bolehkah  subjek  tersebut  diberi-
                 kan hak milik, atau data tentang berapa luas tanah pertanian
                 yang  sebenarnya  dimiliki  oleh  masyarakat  petani  untuk  di-
                 kerjakan  sebagai  sumber  penghidupan.  Meskipun  me-
                 mungkinkan untuk menyusun data-data tersebut, yang tentu
                 saja  akan  memakan  waktu,  sangat  meragukan  apakah
                 pelaksana  PTSL  di  Kantor  Pertanahan  akan  benar-benar
                 melakukan  pengecekan  terhadap  aspek  tersebut.  Mengingat
                 tenggat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan
                 relatif  singkat.  Belum  lagi  aspek  penataan  terhadap  bidang-
                 bidang  tanah.  Petugas  tentu  saja  tidak  akan  repot-repot
                 melakukan penataan misalnya terhadap bidang-bidang tanah
                 yang belum memiliki akses jalan karena akan membutuhkan
                 waktu  lebih  lama  untuk  mengurus  kesepakatan  terkait
                 kepentingan umum tersebut.
                       Alhasil,  proyek  PTSL  ialah  semata-mata  melegalkan
                 penguasaan, pemilikan dan penggunaan yang sudah ada tanpa
                 ada penataan kembali yang sifatnya berkeadilan. Artinya, me-
                 lalui  PTSL  justru  melanggengkan  ketimpangan  terhadap
                 struktur  pertanahan  yang  ada.  Masyarakat  memang  mem-
                 peroleh pengakuan dan perlindungan hukum terhadap bidang
                 tanah yang dihakinya tetapi legalisasi terhadap kondisi yang
                 pada  dasarnya  timpang,  tidak  mustahil  akan  menimbulkan
                 suatu kondisi sosial tertentu di masa depan yang justru jauh
                 dari  kesejahteraan  yang  diharapkan  lewat  legalisasi  aset.


                                                                      27
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63