Page 110 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 110

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     83


               4.  Pemisahan  dan pembedaan kelambagaan  serta  pejabat
                   hukum pertanahan dan keagrariaan:
                       Dampak langsung dari penegakkan hukum pertanahan
                    di Hindia Belanda, adalah pembentukan kelembagaan
                    serta  pejabat Negara untuk  mengurus urusan hukum
                    pertanahan  dan  keagrariaan.  Pembentukan  kelembangaan
                    dengan pejabat Negara itu, dilakukan melalui pembentukan
                    Kementerian,  Departemen  dan Kantor ataupun Dinas-
                    Dinas sebagai organisasi pelaksana di Daerah. Pembentukan
                    kelembagaan Negara itu, dilakukan untuk menegakkan
                    sistim pemerintahan dalam Ketatanegaraan yang menganut
                    ajaran hukum Trias Politika. Ajaran hukum ketatanegaraan
                    itu mengajarkan pemisahan  kekuasaan Negara dengan sistim
                    pemerintahan  yang  dibagi dalam tiga  kelembagaan  Negara
                    yaitu  Legislatif,  Eksekutif,  dan  Yudikatif.  Dalam  sistim
                    pemerintahannya,  ketiga kelembagaan Negara itu dipisahkan
                    menjadi  tiga urusan pelaksanaan kekuasaan Negara yaitu
                    legislatif untuk membuat  peraturan  perundang-undangan;
                    eksekutif, untuk pelaksanaan pemerintahan;  dan yudikatif,
                    untuk urusan penegakkan hukum.
                       Untuk    urusan   penegakkan    hukum    pertanahan,
                    diserahkan kepada lembaga yudikatif yang dikendalikan oleh
                    Menteri  Kehakiman  (Menister  van Justitie)  yang berkantor
                    pada Kementerian Kehakiman (Ministerie van Justie), dengan

                    organisasi pelaksana di tingkat pusat disebut Departemen
                    Kehakiman (Departement  van Justitie) , dan pelaksana
                                                         12
                    penegakkan hak keperdataan atas tanah diserahkan menjadi
                    kewenangan Hakim pada Pengadilan Negeri (Landraad) bagi
                    golongan penduduk Eropah dan Timur Asing, sedangkan bagi
                    orang Belanda dan Eropah, penetapan hak keperdataannya
                    oleh Hakim pada ‘Raad van Justitie’ yaitu pengadilan khusus
                    untuk  orang  warga  Negara  Belanda.  Untuk  urusan
                    penegakkan  hukum agraria,  diserahkan  menjadi  kewenangan
                   12    C.C.J. Maasen en A.P.G. Hens,  Agrarische Regelingen  voor het
               Gouvernementsgebied van Java en Madoera, ibid., hlmn 548-549.
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115