Page 114 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 114

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     87


               4.1. Hak agraria yang dibendakan:
                       Meskipun  hak  keagrariaan  (agrarische  rechten)  adalah
                    hak perorangan (persoonlijk recht), namun karena kebutuhan
                    perdagangan ada  dua  hak tertentu  dijadikan  sama  dengan
                    hak kebendaan (zakelijk recht). Kedua jenis hak itu adalah hak
                    erfpacht dan hak recht van postal. Kedua hak keagrariaan ini
                    diperlukan bagi jaminan hutang di Bank, maka kedua hak
                    keagrariaan itu harus dijadikan sama dengan hak kebendaan.
                    Caranya adalah melalui keputusan Hakim Pengadilan  Negeri/
                    Umum  untuk  menetapkan  lamanya jangka waktu persewaan
                    tanah, misalnya 30, 50, 70 tahun, sehingga layak dijadikan
                    agunan pinjaman uang di Bank. Jadi hakekat hak erfpachtrecht
                    dan recht van opstal adalah suatu hubungan persewaan tanah
                    untuk jangka panjang. Maka kedua hak perorangan itu
                    setelah diputuskan Hakim menjadi hak  kebendaan  (zakelijke
                    rechten),  harus  didaftar  dalam  daftar  umum (publiek register).
                    Sementara dua hak keagrariaan lainnya yaitu vruchtgebruik dan
                    recht van gebruik en bewooning,  tetap  merupakan  hak pribadi
                    (persoonlijk recht) sehingga tidak perlu didaftar dalam daftar
                    umum.

               4. 2. Negara dijadikan pemilik tertinggi atas tanah:
                       Karena kepentingan politik keagrariaan Negara Belanda
                    di daerah jajahan di Indonesia, maka Negara harus dijadikan
                    pemilik tanah tertinggi. Dasar pemikirannya adalah karena
                    daerah jajahan, telah ditaklukkan secara militer  sehingga
                    menjadi ‘daerah taklukkan’ (gekongcuesteert  gebied) maka
                    tanahnya pun  menjadi  ‘tanah taklukkan’  (agri  limitati-
                    Lat.), jadi Negara bisa menjadi pemilik tanah tertinggi atas
                    ‘tanah taklukkan’.  Dasar hukumnya untuk  daerah jajahan,
                    kemudian dirumuskan dalam Pasal  1  Agrarische Besluit
                    1870  yang merupakan penjelasannya  Agrarische Wet 1870
                    (Undang-Undang Agraria  1870).  Dalam Pasal 1  Agrarische
                    Wet 1870 itu ditegaskan bahwa seluruh tanah adalah milik
                    negara (landsdomein), kecuali dapat dibuktikan dengan bukti
   109   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119