Page 109 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 109

82     Herman Soesangobeng

                 Daendels mengumpulkan dana bagi keuangan Negara dari
                 pemungutan pajak atas hasil tanah di samping pajak-pajak lain
                 dari hasil perdagangan rempah-rempah seperti lada, cengkeh,
                 pala  maupun  kerja  paksa  (heerendiensten).  Jadi  pembenahan
                 pertama dalam sistim administrasi  pertanahannya  Daendels
                 setelah  VOC,  adalah  bukan membenahi  administrasi  hak
                 keperdataan atas tanah, melainkan terhadap administrasi
                 keagrariaan  berupa  kewajiban  pembayaran  pajak  tanah.
                 Karena itu  dapat  dikatakan bahwa pembenahan sistim
                 administrasi  keagrariaanlah yang diutamakan  Belanda
                 setelah  bubarnya  VOC  pada  bulan  Desember 1799 dan
                 dinyatakan berakhir sejak 1 Januari 1800.
                    Kemudian    dengan beralihnya pemerintahan  dari
                 Kerajaan     Belanda  kepada  Kerajaan  Inggeris,  melalui
                 perjanjian  penyerahan  diri  (capitulatie) yang ditandatangani
                 oleh GG Janssen dengan  Lord  Minto  di  Salatiga  pada  18
                 September  1811,  Kerajaan  Inggeris  mengangkat  Thomas
                 Standford Raffles menjadi Letnan Gubernur (Luitenant-
                 Gouverneur) untuk  berkuasa di  Jawa. Raffles  mempertegas
                 sistim administrasi   keagrariaannya dengan jalan merubah
                 sistim penarikan  pajak Belanda oleh Daendels yang
                 disebutnya sistim ‘feodal yang biadab’ (feudal  barbarism).
                 Raffles merubahnya dengan meniru sistim penarikan pajak
                 tanah yang dilakukan Inggeris di India, dan di Jawa disebutnya
                 ‘pajak tanah’ (landrent).   Objek,   sasaran,   dan  cara penarikan
                 pajaknya, pun sama dengan yang dilakukan Daendels yaitu
                 objeknya adalah terhadap penduduk Bumiputra  dengan
                 sasarannya adalah hasil bumi, serta cara penarikannya juga
                 melalui para Bupati yang memerintahkan para kepala Desa
                 mengumpulkan  pajak sebagai  kewajiban penggarap tanah
                 terhadap  Negara.  Perbedaan  utama  cara  ‘landrent’  Raffles
                 dengan Daendels adalah pada  penghapusan ‘kerja  paksa’
                 (heerendiensten) sebagai kewajiban pajak kepada Negara.
   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114