Page 104 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 104

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     77


                    kepulauan Indonesia bahagian Timur (Oosten eilanden) seperti
                    dari Ambon, Bali, Sulawesi, dan Timor.
                       Tanah yang sudah dibeli Chastelijn itu, berhak dikuasai,
                    diduduki  dan  dipelihara  dengan hak hukum  privat
                    (privaatrechtelijk recht) atas harta benda miliknya bagaikan
                    seorang pemilik tanah ‘eigendom’ (eigenaar) berdasarkan
                    Nederlands  BW, dan  juga  hak  hukum  publik  (publiekrechtelijk
                    recht) atas seluruh area tanah  yang dibelinya. Kewenangan
                    mengatur  dan mengurus dengan hak publik itu diserahkan
                    kepada  Chastelijn, karena  VOC  hanya merupakan  suatu
                    kongsi dagang yang   tidak berwenang mengatur berdasarkan
                    hukum  publik  atas  daerah  kekuasaannya di  luar  benteng,
                    untuk menjaga keamanan pemilik tanah serta penarikan pajak
                    ‘verponding’.  Kewenangan  mengurus  (beheersing)  berdasarkan
                    hukum  publik  itu,  dalam  ajaran  hukum  ketatanegaraan
                    Belanda serta administrasi pemerintahannya disebut
                    ‘beheersrecht’, yang bukan merupakan sejenis hak keperdataan
                    melainkan  kewajiban publik untuk  mengurus, memelihara
                    dan merawat harta milik sebagai harta kekayaan Negara
                    (Staats vermogen). Dengan lain perkataan, VOC memberikan
                    kepada Chastelijn kekuasaan disertai kewenangan  mengatur,
                    mengurus,  menjaga   keamanan,  memelihara ketertiban
                    sosial, mengembangkan ekonomi,  penarikan  pajak,  serta
                    penegakkan hukum sendiri dalam wilayah  area tanah yang
                    sudah dibelinya.
                       Kekuasaan dan kewenangan  penegakkan  kewajiban
                    publik berupa ‘hak mengurus’ (beheersrecht) itu, tidak mampu
                    dilaksanakan oleh VOC sendiri, karena tidak memiliki alat
                    perlengkapan Negara yang cukup untuk menegakkannya, di
                    luar   benteng   Batavia. Maka VOC, melimpahkan kewajiban
                    publik dari Negara itu kepada setiap pribadi pembeli tanah
                    milik  VOC di ‘daerah  taklukannya’ (gekonguesteert  gebied).
                    Artinya setiap jengkal tanah milik VOC yang dibeli itu, harus
                    dihapus hak kepemilikan  (vermogens  recht)-nya VOC dan
                    diserahkan menjadi hak milik penuh atau mutlak (dominus)
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109