Page 102 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 102

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     75


                    Benda-Benda  yang ada di atasnya.

               2.4. Pembelian tanah oleh Chastelijn untuk dijadikan tanak
                   partikelir:
                       Contoh klasik dari model penjualan tanah partikelir yang
                    hingga kini  masih dianut  Pemerintah  RI  itu,  adalah model
                    dan cara pembelian tanah-tanah milik VOC, di daerah Selatan
                    Jacatra, yang sudah dimiliki orang-orang Cina dan Arab oleh
                    pensiunan  bendaharawan  VOC  yang kaya  raya,  bernama
                    Cornelis Chastelijn. Prosedurnya, pertama-tama  Chastelijn
                    membeli dari pengurus VOC pada tahun 1705   dengan
                    membayar uang pembelian (koopsom) yaitu harga pembelian
                    atas tanah di daerah  yang  hendak  dibelinya di  wilayah
                    Seringsing. Daerah yang  dipilih Chastelijn  itu, umumnya
                    masih merupakan daerah hutan belukar kosong (woeste grond)
                    tidak  berpenduduk,  tetapi  sudah ada beberapa desa kecil
                    yang berpenduduk dan memiliki tanah berdasarkan hukum
                    adat. Juga, kemudian  terbukti bahwa di area yang dijual
                    pengurus VOC itu, sudah ada area-area tanah yang dimiliki
                    orang-orang Cina dan Arab. Maka Chastelijn berkewajiban
                    ‘menebus’ (prijskopen) 58 dari  orang Cina dan Arab.
                                        6
                    Penebusan itu  dilakukan  Chastelijn dengan  menggunakan
                    istilah ‘membeli’ (koop) dari para ‘pemilik‘ tanah orang Cina
                    dan Arab, yang dilakukan secara informal tanpa ‘acte van koop
                    en verkoop’ dengan para pemilik yang tanahnya ditebus, lalu
                    dibayar uang ‘harga pembelian’ namun dihargai sebagai ‘uang
                    tebusan’ (afkoopsom). Jadi Chastelijn sudah dengan benar
                    menerapkan  konsepsi hukum perdata Belanda (BW) yaitu
                    berupa  pembelian kembali  (afkopen)  dengan pembayaran
                    uang tebusan (afkoopsom) kepada orang Cina dan Arab,
                    sebab mereka bukanlah pemilik sebenarnya atas tanah yang
                    dikuasai mereka. Pemilik sebenarnya adalah Chastelijn yang
                    sudah membeli dari pengurus VOC.


                   6    Istilah ‘prijskopen’,  dalam  S.  1836/19  diganti  dengan istilah
               ‘prijsgegevens’.
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107