Page 120 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 120

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     93


                    serta pelanggaran pidana yang diatur dalam Hukum Pidana
                    Belanda (Wetboek van Strafrecht-WvS) serta hubungan
                    perdagangan yang diatur  dalam Hukum Dagang Belanda
                    (Wetbook van Koophandel).
                       Pejabat yang menjabat  jabatan Notaris,  digolongkan
                    sebagai pejabat Negara  yang tidak  digaji  dari Kas Negara
                    sehingga  berhak mendapatkan honorarium untuk upah
                    kerjanya. Maka dalam sistim Hukum Tata Pemerintahan
                    dan Ketatanegaraan Hindia Belanda, pejabat Notaris,
                    digolongkan  menjadi pejabat ‘onbezoldigde overheids ambtenaar’;
                    sedangkan pejabat Negara lainnya yang gajinya dibayar
                    dari Kas Negara, disebut ‘bezoldigde  overheidsambtenar’ .
                                                                         19
                    Adapun Advokat, tidak digolongkan sebagai pejabat Negara,
                    melainkan sebagai orang   yang  melakukan pekerjaan
                    sendiri (beroep) sesuai dengan keahliannya di bidang hukum,
                    untuk  beracara  dalam  sidang pengadilan  negeri  (landraad).
                    Maka peraturan hukum dan perundang-undangan yang
                    digunakan serta dipertahankan Notaris maupun Advokat,
                    adalah hukum Negara Hindia Belanda yaitu BW/KUHPInd.,
                    WvS, WvK (Wetboek van Koophandel-Kitab Undang-Undang
                    Hukum  Dagang),  termasuk  Hukum  Tata  Negara dan  Tata
                    Pemerintahan Hindia Belanda, serta semua peraturan hukum
                    lainnya yang disahkan pemerintah Hindia Belanda. Adapun
                    Hukum Adatnya golongan penduduk  Bumiputra, sama sekali
                    tidak menjadi kewajiban hukum Notaris maupun Advokat
                    untuk menegakkan ataupun mempertahankannya.  Dengan
                    lain  perkataan, golongan penduduk Bumiputra dan Hukum
                    Adatnya, dikucilkan dari tugas  dan kewenangan hukum
                    Notaris serta Advokat.
                       Dengan demikian,  setelah berlakunya S.1860  No. 3
                    bagi pembentukan lembaga Notaris, maka pembuatan bukti
                    perjanjian-perjanjian  hukum  atas tanah  yang  surat  buktinya
                    disebut ‘acte’ (akta), diserahkan sepenuhnya kepada Notaris.

                   19   R. Kranenburg,  Inleiding in het Nederlandsch  Administratief recht,
               Haarlem: Tjeenk Willink, 1941.
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125