Page 125 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 125

98     Herman Soesangobeng

                 Notaris  pun  tetap  melanjutkan  kesalahan  dari  masa Hindia
                 Belanda bahkan penipuan cara membuat akta perjanjian atas
                 tanah juga sering terjadi.

            5.2. Kesalahan praktek kerja notaris di masa Hindia Belanda:
                    Kesalahan dan kekeliruan praktek  kerja Notaris, sudah
                 terjadi sejak masa Hindia  Belanda.  Lembaga  dan  pejabat
                 Notaris  yang  dibentuk  Belanda, semula hanya untuk melayani
                 kepentingan pembuatan surat bukti perbuatan hukum perdata
                 oleh dan di antara sesama orang warga Negara Belanda di
                 Indonesia,  ternyata dilaksanakan  secara  tidak  taat  asas.
                 Karena Notaris, utamanya mereka yang tidak berpendidikan
                 hukum di Negeri Belanda, melaksanakannya juga terhadap
                 orang-orang Eropah bukan warga Negara Belanda, maupun
                 Timur Asing, bahkan terhadap orang Bumiputra. Selain itu,
                 Notaris yang  tidak berpendidikan hukum di Belanda pun,
                 tidak mengerti cara menerapkan tugas  pekerjaan Notaris
                 dalam sistim politik hukum Belanda di  Hindia  Belanda
                 yang mengadakan pemisahan hukum terhadap tiga golongan
                 penduduk yang tunduk pada hukum perdata Belanda (BW/
                 KUHPInd.), sedangkan golongan penduduk Bumiputra tidak
                 tunduk pada hukum BW/KUHPInd. sebagai undang-undang.
                    Kesalahan   itu   bahkan   menimbulkan    kekacauan
                 hukum, setelah diberlakukannya politik hukum ‘persamaan
                 kedudukan’ (gelijkgestelde  politiek) dan politik  pernyataan
                 ‘penundukkan  diri’    (toepasselijk  verklaring)  dari  penduduk
                 Bumiputra  terhadap hukum perdata Belanda (BW/
                 KUHPInd.) atau terhadap perbuatan-perbuatan hukum
                 tertentu saja  yang  diatur oleh  hukum perdata Belanda.
                 Para  Notaris  di  Hindia  Belanda,  tidak  paham  syarat dan
                 makna  tujuan  sebenarnya  dari  kedua  politik  hukum  itu
                 bilamana diberlakukan terhadap golongan penduduk Eropah
                 bukan warga Negara Belanda, maupun Timur Asing, apalagi
                 terhadap golongan penduduk Bumiputra.

            Jakarta: tanpa penerbit, 1980.
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130