Page 127 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 127

100     Herman Soesangobeng

            5.3. A. Bidang urusan dengan kewenangan mengaturnya:
                    Bidang urusan kenegaraan dan pemerintahan,  pada
                 dasarnya melindungi dan mengamankan  hubungan
                 pemilikan  harta  kekayaan  warga Negara,  baik  yang berupa
                 benda berwujud maupun yang tidak berwujud serta spiritual
                 dan  kebudayaan.   Ketiga  bidang  urusan  ini   dimasa
                 pemerintahan Hindia Belanda, diatur berdasarkan  paradigma
                 pemisahan antara hak dan kewajiban publik maupun privat
                 atau perdata. Pengorganisasian pengaturan untuk ketertiban
                 hukum dalam pelaksanaan setiap bidang urusan itu, dibentuk
                 suatu departemen khusus dengan pejabat-pejabat khusus pula
                 untuk mengurusnya. Demikianlah maka ada departemen
                 dengan  pejabat pada bidang urusan hubungan hukum publik
                 dan privat serta spiritual dan kebudayaan.
            5.3.A.1. Pejabat Negara  ‘bezoldigde overheidsambtenaar’ dan
                 ‘onbezoldigde overheids ambtenaar ’:
                    Pejabat dengan  tanggungjawab  di  ketiga  bidang  urusan
                 itu, mendapatkan bayaran dari Negara, tetapi ada pula pejabat
                 khusus dalam bidang urusan hubungan hukum privat/perdata
                 maupun spiritual yang  tidak dibayar Negara, melainkan
                 memungut  upah  bagi dirinya sendiri  dari  pelanggannya.
                 Pejabat Negara yang upahnya dibayar  Negara disebut
                 ‘bezoldigde overheids ambtenaar’ , disingkat ‘bezoldigde ov. ambt.’,
                                           27
                 dalam hal ini upahnya disebut ‘gaji’ (salaris); dengan pejabat
                 Negara yang upahnya dibayar oleh pelanggannya sendiri,
                 disebut ‘onbezoldigde overheids ambtenaar’, disingkat ‘onbezoldige
                 ov. ambt.’, dan upahnya disebut ‘uang jasa’ (honorarium).
                 Besarnya gaji maupun  uang jasa itu,  harus ditetapkan
                 dengan  undang-undang atau  peraturan  pemerintah,  sebab
                 ia menyangkut urusan kepentingan  orang banyak/umum
                 sebagai warga Negara. Maka penyimpangan atas besarnya
                 pembayaran upah/gaji atau pemungutan honorarium pejabat


                27   R. Kranenburg, en W.G. Vegting,  Inleiding in  het Nederlands
            Administratief recht, Haarlem: Tjeenk Willink, 1948.
   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132