Page 129 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 129

102     Herman Soesangobeng

                 harta kekayaan yang termasuk benda tetap, yang dimiliki
                 dengan hak kebendaan. Perjanjian-perjanjian  yang menjadi
                 kewenangan  pejabat ‘onbezoldigde’ itu, dibatasi hanya terhadap
                 perbuatan  dan  kehendak  peristiwa  hukum  di  antara  orang
                 dengan orang yang berkedudukan  hukum  sebagai warga
                 Negara, atas benda tetap yang merupakan harta kekayaan
                 pribadi yang dimiliki dengan hak kebendaan (zakelijk recht).
                 Perbuatan hukumnya bersifat ‘kesepakatan’  (stipulatio-Lat.,
                 overeenkomst-Bld.,  agreement-Ingg.) yang ‘mengikat terhadap
                 setiap orang’ (obligatoir overeenkomst-Bld., pactum-Lat., contract-
                 Ingg.),  maka  kesepakatan  hukumnya  disebut  ‘perjanjian’
                 atau  ‘perikatan hukum’ (verbintenis-Bld., pactum-Lat., contract-
                 Ingg.) dan bentuk hukumnya disebut ‘kontrak’ (contract-Bld.,
                 contract-Ingg., ex contractu-Lat.). 30
            5.3.A.1.2.  Notaris  adalah  pejabat  ‘onbezoldigde  ov.  ambt.’
                 Hindia Belanda:
                    Lembaga hukum pejabat ‘onbezoldigde’ itu berasal dari
                 lembaga hukum Romawi dalam ‘codex Justinianus’ yang  disebut
                 ‘notarius’ . Hak  dan kewajiban serta kewenangannya adalah
                         31
                 membuat ‘kesepakatan’ (stipulatio) menjadi ‘perikatan hukum’
                 (pactum) atas benda tetap yang merupakan harta kekayaan
                 warga Negara Romawi (patrician), dan dikukuhkan dalam
                 bentuk catatan tertulis berupa surat bukti yang disebut ‘actio’
                 (acte-Bld., deed-Ingg.) sedangkan isinya disebut ‘ex-contractu’.
                 Model dan logika hukum Romawi itu dianut  sepenuhnya
                 dalam sistim hukum Belanda (BW) dengan menggunakan
                 istilah-istilah  bahasa  hukum  Belanda.  Model  dan  logika
                 berpikir  hukum dengan  lembaga   Notaris  itulah  yang
                 kemudian  berdasarkan  asas konkordansi,  diberlakukan  di
                 Hindia  Belanda  dan  nama  pejabatnya  pun disebut Notaris,
                 disertai tugas dan kewenangan yang sama seperti Notaris di
                 Belanda serta ‘notarius’ dalam Hukum Romawi.

                30   Barry Nicholas, An Introduction to Roman Law. Oxford: Clarendon
            Press, 1972
                31   Barry Nicholas, op.cit.
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134