Page 128 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 128

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     101


                    dalam melayani kepentingan layanan publiknya yang  melebihi
                    atau  kurang  dari ketentuan undang-undang, lalu otomatis
                    ditafsirkan sebagai perbuatan ‘corruptie’ (korupsi). Tindakan
                    mana merupakan suatu perbuatan pidana (criminaliteit),
                    sehingga harus dihukum berdasarkan hukum pidana (Wetboek
                    van Strafrecht/KUHPid.).
                       Perbedaan  dari  kedua  jenis pejabat Negara ini  adalah
                    bahwa pejabat Negara yang tergolong ‘bezoldigde  overheids
                    ambtenaar’ , memiliki  kewenangan untuk ‘memimpin
                             28
                    pemerintahan’ (bestuuren), ‘menata pemerintahan’ (regering),
                    dan    ‘mengatur/mengurus    warga    masyarakat/rakyat‘
                    (beheeren). Kewenangan demikian ini disebut hak menguasai
                    dari penguasa (overheids) dengan kewajiban ‘memerintah’,
                    ‘mengatur’, dan  ‘mengurus’, maka disebut juga ‘pejabat
                    publik’ atau ‘pejabat umum’ . Adapun pejabat Negara yang
                                              29
                    ‘onbezoldigde overheids ambtenaar’, sekalipun disebut ‘overheids’
                    namun tidak memiliki kewenangan ‘memerintah’ (bestuuren)
                    dan ‘mengatur pemerintahan’ (regering), seperti yang dimiliki
                    pejabat ‘bezoldigde  ov.  ambt’,  melainkan  hanya ‘mengurus’
                    (beheeren)  surat-surat perjanjian (acte/akta)  dalam  bidang
                    harta kekayaan dan perdagangan. Pejabat demikian itu hanya
                    bertugas mencatat kehendak atau keinginan  orang  atau
                    orang-orang yang ingin melakukan perbuatan atau peristiwa
                    hukum, maka disebut Notaris, yang tugas dan kewenangannya
                    diatur dalam ‘Notaris Wet’.

               5.3.A.1.1. Pejabat ‘onbezoldigde overheids ambtenaar.’:
                       Pejabat ‘onbezoldigde  overheids ambtenaar’ (disingkat
                    ‘onbezoldigde ov. ambt.’), adalah pejabat  umum/Negara yang
                    diberikan kewenangan untuk membuat perjanjian-perjanjian
                    antara orang dengan orang atau mencatat kehendak tentang
                    peristiwa hukum yang dikehendaki orang, mengenai

                   28   Cf. R. Kranenburg en W.G. Vegting,  Inleiding in  het Nederlands
               Administratief recht, ibid.
                   29   J.H.A. Logemann, Het Staatsrecht van Indonesie: Het Formele System,
               ibid.
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133