Page 122 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 122

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     95


                    sah (gerechtelijk eigenar), melainkan hanya menjadi pemegang
                    ‘hak  milik  anggapan’  (vermoedelijk  recht van eigendom)  atas
                    tanahnya.
                       Maka setiap perjanjian jual beli ataupun perjanjian lain
                    yang bersifat  peralihan hak serta penyerahan tanah yang
                    dibuat Notaris, bagi penduduk Bumiputra  dengan orang
                    Belanda, Eropah maupun Timur  Asing, adalah batal demi
                    hukum (van rechtswege nieteg) karena melanggar ketentuan
                    ‘larangan pengasingan tanah’ (Grondvervreemdingsverbod-S.
                    1875 No.179). Namun pejabat  Notaris  di Hindia  Belanda,
                    sering  melanggar  kekentuan-ketentuan jabatan Notaris,
                    karena keawaman mereka terhadap filosofi dasar dan ajaran
                    hukum  Notaris.  Kekeliruan  penegakkan  hukum  dalam
                    pelaksanaan tugas pejabat Notaris itu, dapat dibaca lebih
                    lanjut pada tulisan penulis berjudul: “Pemastian Kedudukan
                    Hukum PPAT: Masukkan untuk Kepala BPN-RI”   21

               5.1. Nasihat dan kritik Ter Haar:
                       Menyadari akan situasi sosial serta politik hukum
                    dengan paradigma pemerintah Belanda yang awam terhadap
                    Hukum  Pertanahan  Adat,  disertai  cara  berpikir  dan  logika
                    hukum   orang   Bumiputra,   maka   Ter   Haar mengingatkan
                    pemerintah Hindia Belanda untuk bersikap hati-hati dalam
                    memperkenalkan dua lembaga hukum tersebut yaitu Notaris
                    dan  Advokat  ke  dalam  situasi  kehidupan  hukum  adat
                    penduduk Bumiputra. Tujuan dari nasihat dan kritik Ter Haar,
                    adalah  untuk  mengingatkan  pejabat maupun  pemerintah
                    Belanda  agar  dalam  menerapkan  serta  menegakkan
                    peraturan hukum pertanahan melalui Notaris dan Advokat,
                    haruslah dilakukan dengan hati-hati dan tegas bahwa mereka
                    hanya berkewajiban terhadap perbuatan  hukum  maupun
                    penegakkan hukum atas tanah-tanah Barat serta pembelaan
                    hak hukum orang warga Negara Belanda ataupun Eropah dan


                   21   Herman Soesangobeng, “Pemastian Kedudukan Hukum PPAT:
               Masukkan untuk Kepala BPN-RI”, Jakarta: tanpa penerbit, 2010.
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127