Page 28 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 28

BAB I
                                 PENDAHULUAN











               1.    Hasil pertemuan dan  diskusi  Tim Advisor  (TA) Undang-
                   Undang Pertanahan,  berupa kerjasama BPN RI-ADB pada
                   10 – 12 Februari 2011 untuk menyusun  TOR Rancangan
                   Undang-Undang Pertanahan Indonesia, sepakat satu
                   hal mendasar. Hal mendasar tersebut adalah bahwa  UU
                   Pertanahan,    selanjutnya   disingkat    UU    Pert.,    harus
                   disusun  berdasarkan sumber serta landasan filosofi, asas,
                   teori dan ajaran hukum yang bersumber pada  filosofi  hukum
                   pertanahan  Indonesia  yaitu  Hukum  Adat.  Rumusan norma
                   serta kaidah hukumnya dengan demikian haruslah merupakan
                   pengejawantahan    filosofi    dasar   hukum    pertanahan
                   dan   keagrariaan Indonesia yang sudah ditetapkan dalam
                   konstitusi dasar Negara UUD 1945 dengan filosofi Bangsa
                   dan Negara yaitu Pancasila. Demikian pula, rumusan dasar-
                   dasar filosofis, asas, teori dan ajaran itu haruslah merupakan
                   suatu terjemahan   dan   penafsiran   kembali  yang  baru
                   secara    kontemporer    dari  filosofi      Hukum      Pertanahan
                   Adat   (beschikkingsrecht),   sehingga  layak digunakan   bagi
                   pengembangan   Hukum   Pertanahan  dan  Keagrariaan
                   Nasional Indonesia.
                       Maka,  rumusan  baru  yang kontemporer  itu  dapat
                    merupakan acuan bagi sinkronisasi pengaturan dan sinerginya
                    penegakkan peraturan serta kelembagaan hukum pertanahan
                    maupun keagrariaan di Indonesia. Bahkan rumusan   baru
                    itu  pun,  hendaknya   mampu   menjawab   tantangan   arus
                    pengaruh perubahan sosial, ekonomi,  politik dan budaya
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33