Page 32 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 32

Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum ....     5


                   pertanahan  merupakan  ‘lex  generalis’  sedangkan  hukum
                   agraria adalah  ‘lex  specialis’ dalam hubungan  pemilikan
                   dan pengolahan tanah. Hukum pertanahan, menurut Oxley-
                   Oxland dan Stein , mengajarkan pertalian sinergi antara
                                     4
                   pelbagai  cabang ilmu hukum  yang menyangkut  pengaturan
                   hubungan pertanahan. Hal itu didasarkan pada kenyataan
                   bahwa setiap tindakan dan perbuatan hukum orang (corpus)
                   atas tanah, selalu akan terkait dan melibatkan unsur-unsur
                   hukum yang diatur  dalam ajaran cabang-cabang  ilmu
                   hukum lainnya seperti tata negara, tata pemerintahan,
                   pidana, dagang, pajak,  perbankan,  militer,  bahkan  hukum
                   internasional. Pandangan yang sama, juga digambarkan
                   Butt 5.dalam menjelaskan dasar-dasar pandangan Torrens
                       5
                   untuk  mengembangkan  sistim  pendaftaran  tanah  positif  di
                   Australia.
                       Pertalian  sinergi  pelbagai cabang ilmu  hukum  itu,
                    juga dikemukakan  Van  Vollenhoven   ketika  menciptakan
                                                      6
                    istilah ‘beschikkingsrecht’ untuk menjelaskan teori Hukum
                    Pertanahan Adat Indonesia. Jadi hukum pertanahan  memuat
                    filosofi,   asas,  ajaran  dan  teori   tentang  norma-norma
                    dasar pertumbuhan serta perolehan hak kepemilikan tanah
                    sebagai  benda tetap yang  menjadi objek  harta kekayaan.
                    Maka Van Vollenhoven menyebut teori hukum pertanahan
                    ‘beschikkingsrecht’ itu adalah “hukum tertinggi atas tanah
                    untuk  seluruh kepulauan  Indonesia”  (...,  maar  is voor
                    den ganschen archipel  het hoogste  recht ten aanzien van
                    grond.) .  Karena teori Hukum Pertanahan Adat Indonesia
                          7
                    (beschikkingsrecht) itu, menjelaskan bagaimana keterkaitan
                    sinerginya   hubungan   antara  hukum    perdata  dengan

                   4    Oxley-Oxland  and R.T.J.  Stein,  Understanding  Land  Law,
               London, Singapore, et.al.: The Law Book Company Limited, 1985
                   5    Peter Butt, Land Law, Sydney: The Law Book Company Limited,
               1988
                   6    C. Van Vollenhoven, De Indonesier en zijn grond, Leiden: E. J.
               Brill, 1919, hlmn. 9.
                   7    C. van Vollenhoven, op.cit.
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37