Page 34 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 34
Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum .... 7
Vollenhoven . Menurut teori hukum pertanahan adat ini,
10
yang utama dalam pemanfaatan dan pengelolaan tanah oleh
warga persekutuan hukum adat, adalah agar supaya tanahnya
tidak diterlantarkan dan rusak, malainkan tetap bermanfaat
dan berhasil guna bagi kehidupan manusia dalam masyarakat
dan roh-roh dalam alam gaib atau supernatural. Maka
sasaran dan objek hubungan keagrariaan itu oleh Koesnoe ,
11
dengan mengutip Ter Haar , adalah bukan untuk peralihan
12
hak atas tanah, melainkan untuk mendapatkan hasil tanah,
tenaga kerja, atau uang. Suatu hubungan yang oleh Ter
Haar digolongkan sebagai ‘hukum pertanahan adat dalam
keadaan bergerak’ (grondenrecht in beweging), dengan
bentuk perbuatan hukumnya disebut ‘perjanjian yang ada
hubungannya dengan tanah’ (overeenkomsten waarbij grond
betrokken is).
Maka secara umum, hukum pertanahan dapat dirumuskan
sebagai:
“kumpulan peraturan yang mengatur hubungan sinergi
dari pelbagai cabang hukum dan kedudukan hukum hak
keperdataan orang atas tanah sebagai benda tetap, yang
dikuasai untuk dimiliki maupun dimanfaatkan serta
dinikmati hasilnya oleh manusia, baik secara pribadi
maupun dalam bentuk persekutuan hidup bersama” 13
Sedangkan hukum agraria, adalah:
“kumpulan peraturan yang mengatur hubungan
pengelolaan dan bentuk pemanfaatan tanah, agar
berhasil serta berdayaguna bagi kehidupan manusia
10 C. van Vollenhoven, Ibid., hlm. 9
11 M. Koesnoe, Hukum Pertanahan Adat, Makalah Pelatihan Tim
Peneliti Hak Ulayat, Bogor: 1997.
12 B. Ter Haar, Bzn, Beginselen en stelsel van het adatrecht, Ibid.,
hlmn. 87
13 Herman Soesangobeng, Hukum Pertanahan dan Pemasalahannya,
Makalah untuk pelatihan Hakim Empat Pengadilan Tingkat Pertama,
Diselenggarakan oleh Pusdiklat Hakim Peradilan Mahkamah Agung RI,
di Batu 29 Mei 2007. Banda Aceh: Tanpa penerbit, 2007, hlmn. 5