Page 29 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 29

2     Herman Soesangobeng

                 baik dalam skala nasional,   internasional   maupun   global,
                 sambil   tetap  mempertahankan keutuhan Bangsa dan Negara
                 Kesatuan Republik Indonesia  (NKRI),  dalam  penggunaan
                 serta pemanfaatan tanah bagi peningkatan kesejahteraan dan
                 kemakmuran hidup Rakyat sebagai Warga Negara Indonesia
                 (WNI).
            2.  Sebelum  sampai  pada  uraian  utama  yang dimaksudkan,
                 terlebih dahulu perlu dirumuskan  hakekat arti  dan makna
                 istilah-istilah hukum  filosofi,  ajaran,  asas-asas, dan  teori
                 yang digunakani.   Filosofi, diartikan  sebagai rumusan
                 hakekat dasar pemikiran  yang menjiwai sumber lahirnya
                 inspirasi bagi  perumusan   norma-norma   maupun   kaidah
                 hukum   yang   hendak diwujudkan dalam UU Pertanahan
                 Indonesia.  Karena  itu,  sumber  filosofi  menjadi    penentu
                 sifat khas dari UU Pertanahan  yang diakui  dan diterima
                 menjadi  norma  penegakkan  hukum  pertanahan  serta
                 pembentukan kelembagaan Negara dengan petugas Negara
                 yang berkewajiban melaksanakannya.
            3.   Adapun  ajaran/doktrin,  adalah serangkaian pernyataan
                 pandangan orang terhadap objek (tanah) maupun perbuatan
                 hukumnya, yang harus diacu sebagai pedoman dalam
                 pelaksanaan maupun  penegakkan  serta penciptaan  norma
                 sebagai kaidah hukumnya. Maka biasanya pernyataan suatu
                 ajaran, tampak dalam cara pandang sebagai ‘paradigma’ untuk
                 menafsirkan norma dan kaidah hukum bagi penggunaannya
                 terhadap suatu  perbuatan  ataupun  peristiwa  hukum  serta
                 penyelesaian sengketa.  Selanjutnya asas-asas,  adalah
                 rumusan-rumusan  yang lahir dari pengalaman  praktek
                 penegakkan    hukum  yang selanjutnya digunakan  sebagai
                 acuan dasar untuk perumusan ajaran hukum bagi penegakkan
                 norma maupun kaidah hukumnya. Sedangkan teori, adalah
                 rangkaian      postulasi     dasar      dari      hasil     generalisasi
                 kenyataan penegakkan serta pelaksanaan peraturan hukum,
                 untuk  menjawab suatu  pertanyaan  ataupun  menjelaskan
                 suatu gejala hukum tertentu.  Teori menjelaskan bagaimana
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34