Page 321 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 321

294     Herman Soesangobeng

                 saat persetujuan jual beli dilakukan. Karena dalam perbuatan
                 hukum jual   lepas,   ajaran   kejujuran   dan  kepastian
                 pemilikan   tanah   sangat menentukan   keabsahan   perbuatan
                 itu,   agar  dapat   dipastikan   bahwa perbuatan jual tanah
                 benar sudah ‘tunai’ yaitu telah dibayar lunas hubungan sakral
                 (magis) pemilikan tanah oleh  pembeli   kepada   penjual. Inilah
                 pentingnya ajaran  dari  asas penyerahan    tanah ‘constitutum
                 possessorium’ dalam jual tanah dalam hukum pertanahan adat.
                 Ajaran dan asas  mana layak diadopsi untuk dilembagakan
                 kembali  ke  dalam  Hukum Pertanahan  Nasional menjadi
                 penyerahan tanah resmi secara hukum yang  dilakukan
                 dihadapan Kepala Kantor Pertanahan.
                    Penyerahan  tanah  dari  penjual  kepada  pembeli  itu
                 sangat   diperlukan, sebab  tanah adalah benda tetap yang
                 penyerahannya harus melalui tata cara khusus dan dibuktikan
                 dengan sebuah akta  penyerahan tanah yang dibuat  oleh
                 Kepala Kantor Pertanahan selaku pejabat Negara pencatat
                 penyerahan tanah (land registrar) .
                                              12
            36.  Sifat berlakunya dokumen bukti hak dan kewajiban lama
                 sebelum UUPA 1960:
                    Bagi   kepentingan   penegakkan   hukum   serta  penyelesaian
                 sengketa maupun penataan  administrasi hukum pertanahan
                 dan keagrariaan  Nasional Indonesia,   maka   logika  dan
                 paradigma  penghargaan  serta  penggunaan semua alat bukti
                 hak serta kewajiban hukum lama pun,  harus diubah dan
                 digantikan  dengan  ditafsirkan  secara  kontemporer.  Alat
                 bukti  hak  dan kewajiban  lama  yang  dimaksudkan  disini,
                 adalah  alat-alat  bukti  hak  atas tanah dengan kewajiban
                 hukum dari masa Hindia Belanda baik terhadap hak- hak
                 Barat  maupun  Adat.  Semua  alat  bukti  seperti  ‘notareel
                 acte  van eigendom’,  ‘verponding’,  ‘vergunning van bezit’ (VB),
                 ‘erfpacht en rechts van opstal besluit’, ‘meetbrief’, ‘grantrechten

                12   Cf. Gerhard Larson, Land Registration and Cadastral Systems: Toolls
            for land information and management, New York: Longman Scientific  &
            Technical, 1991.
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326