Page 325 - Filosofi, Asas, Ajaran, Teori Hukum Pertanahan, dan Agraria
P. 325

298     Herman Soesangobeng

                 hubungannya dengan perbuatan hukum atas tanah. Dalam
                 hal ini, masyarakat hukum adat dan  hak-hak  adatnya,  harus
                 otomatis  diakui  sah  sebagai  pemilik  tanah dengan hak milik,
                 karena  baik  warga masyarakat  hukum  maupun  masyarakat
                 hukum  adatnya,  keberadaannya  telah diakui  dalam  UUD
                 1945.  Pengakuan mana menyebabkan   warga masyarakat
                 hukum adat otomatis beralih status hukum menjadi warga
                 Negara Indonesia, dan kedudukan hukum masyarakat
                 hukum  adat  pun  tetap  diakui  keberadaannya  oleh UUD
                 1945. Maka setiap rumusan peraturan perundang-undangan
                 yang bersifat menyangkal atau menafikan kedudukan serta
                 pengakuan  UUD  1945  itu,  adalah inkonstitusional dan
                 dapat dikategorikan sebagai perbuatan pidana atau kriminal.
                 Karena rumusan dan tindakan hukum yang dilakukan pejabat
                 itu adalah bersifat melanggar   hak   asasi   kewarganegaraan
                 dari  warga   Negara   Indonesia terhadap hak kepemilikannya
                 atas tanah.
                    Maka  penguasaan  dan  pendudukan   tanah  secara
                 sah  berdasarkan hukum adat dalam lingkungan kuasa suatu
                 masyarakat hukum, baik oleh perorangan warga persekutuan
                 maupun persekutuan hukum adat, adalah otomatis karena/
                 demi  hukum,  merupakan  hak milik  dari  pemegang hak,
                 sepanjang   yang  bersangkutan   tidak kehilangan   kedudukan
                 hukumnya sebagai warga Negara Indonesia, atau persekutuan
                 hukum adatnya tidak dibubarkan  oleh warga persekutuan
                 hukum adatnya.  Karena filosofi, teori, dan ajaran Hukum
                 Adat tentang pembentukan persekutuan hukum adat
                 (rechtsgemeenschappen),  adalah berdasarkan  ajaran keabadian
                 hubungan perikatan  hukum  yang   membathin    sehingga
                 merupakan   hubungan  yang bersifat   magis  (eeuwegheid
                 magische rechtsbetrekkingen )  antara  orang dengan tanahnya.
                                       1
                 Maka tidak seorangpun  dari warga persekutuan  hukum yang

                1    B. Ter Haar Bzn., Beginselen en Stelsel van het Adatrecht’, Groningen-
            Batavia: J.B. Wolters’ Uitgavers-Maatschappij-N.V.: 1941, hlmn. 54, 81-
            83.
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330