Page 113 - Biografi Managam Manurung
P. 113
98 Oloan Sitorus, Dwi Wulan P., Widhiana HP.
Sekali lagi, ada rasa kebanggaan yang muncul karena ternya-
ta masih ada yang menghargai hasil kerja kerasnya, bahkan mem-
belanya di saat yang lain mulai menyalahkan: “Saya bangga
beliau membela saya, waktu yang lain mencurigai karena kantong-
nya tidak berisi, pulang lagi, marah, bikin surat kaleng.”. Bahkan
saran yang menyudutkan juga pernah diterima Pak Managam
yaitu supaya ia bekerja dengan tenang, tidak aneh-aneh, dan
kembali ke sistem semula seperti dikutipnya: “Sudahlah
kembalikan semua, happy-happy saja disitu, jangan ubah-ubah
sistemnya”. Tentu saja Pak Managam tak bergeming. Prinsip
yang selalu dipegangnya adalah jika ingin bekerja maka harus
bersungguh-sungguh dan jika harus kembali ke sistem lama,
lebih baik ia yang mundur dari pekerjaan tersebut. Pak Managam
selalu tegas terhadap segala opini negatif yang menghampirinya.
Mutasi, promosi, dan penerbitan SK kenaikan pangkat selalu
dilaksanakan Pak Managam dengan sepenuh hati. Ia selalu
berpesan kepada para stafnya, bahwa di era otonomi daerah,
BPN RI harus bisa memperbaiki pelayanan kepada masyarakat
supaya pemerintah daerah juga nyaman dan terjalin hubungan
yang harmonis antar instansi. Di tengah-tengah situasi yang mu-
lai tidak menentu akibat dampak otonomi daerah, Pak Managam
berusaha untuk melakukan hal-hal yang mungkin dilakukan dan
tidak pasrah dengan keadaan yang ada.
Perbaikan di Biro Orpeg memang bukan hal yang mudah.
Banyak sekali tantangan yang dihadapinya. Namun prinsip hidup
yang senantiasa dipegangnya selalu bisa menguatkan dan
menahannya untuk mundur. Selalu ia lebih memilih untuk
mundur dari pekerjaan, jika tidak bisa memenuhi tanggungjawab-
nya dengan penuh dedikasi. Pak Managam juga belajar banyak
dari Pak Luthfi Nasution di dalam mengelola Biro Orpeg. Prinsip