Page 212 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 212

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 waktu berlakunya. Dengan berakhirnya jangka waktu ini, dan tidak   Moerdijanto  di  atas  sebagian  tanah  negara  bekas  hak  erfpact
 diperpanjang lagi oleh pemegang hak, maka status tanahnya men-  verponding 414 yang total luasnya adalah 6 Ha dengan luas masing-
 jadi tanah negara.  masing 1,5 Ha. Tanah seluas 6 Ha tersebut terletak di Lingkungan
 Selain  itu  pada  kenyataannya,  tanah  bekas  hak  erfpact   Kluncing,  Kelurahan  Karangrejo,  Kecamatan  Sumbersari  dengan
 verponding 414 tersebut merupakan kebun terlantar sehingga ber-  batas-batas sebagai berikut:
 dasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Agraria tanggal
 26 Mei 1964 Nomor SK.50/KA/64 dinyatakan sebagai tanah yang   Sebelah utara     :    Saluran air
 akan  dibagikan  kepada  rakyat  dalam  rangka  pelaksanaan  land-  Sebelah timur     :    Jalan Piere Tendean
 reform. Landreform merupakan perombakan mengenai pemilikan   Sebelah selatan    :    Saluran air

 dan  penguasaan  tanah  serta  hubungan  -  hubungan  hukum  yang   Sebelah barat     :    Tanah negara ex. RVE 414
 bersangkutan  dengan  pengusahaan  tanah.   Di  mana  salah  satu
 13
 programnya adalah redistribusi tanah yaitu pembagian tanah oleh   Berdasarkan  keterangan  dari  Kepala  Seksi  Sengketa,  Konflik,
 pemerintah kepada rakyat yang membutuhkan.  dan Perkara Kantor Pertanahan Kabupaten Jember 4 (empat) buah
 Program  landreform  terhadap  tanah  bekas  hak  erfpact   sertipikat hak milik tersebut diterbitkan melalui proses pemberian
 verponding  414  adalah  program  redistribusi  tanah  pertanian.   hak pada tahun 1964. Pada saat dilakukan pencarian terhadap Surat
 Berdasarkan  ketentuan  Undang-Undang  Nomor  56/Prp/1960   Keputusan  pemberian  hak  untuk  4  (empat)  buah  sertipikat  hak

 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian menyebutkan bahwa luas   milik tersebut, ternyata Surat Keputusannya (SK) tidak ditemukan
 minimum pemilikan tanah pertanian adalah 2 Ha. Ketetapan luas   karena  berdasarkan  catatan  di  ruang  arsip,  SK  tersebut  pernah
 minimum 2 Ha dengan asumsi bahwa hasil produksi dari pengerjaan   dibon  oleh  salah  satu  pegawai  Kantor  Pertanahan  Kabupaten
 tanah seluas 2 Ha diperkirakan dapat mencukupi kebutuhan hidup   Jember dan sampai saat penelitian dilakukan belum dikembalikan.
 1  keluarga.  Tetapi  karena  luas  tanah  pertanian  di  sebagian  besar   Bila  dilihat  dari  luas  tanah  masing-masing  bidang  dari  keempat
 wilayah  Pulau  Jawa  khususnya  Provinsi  Jawa  Timur  mulai   sertipikat  tersebut  yaitu  seluas  1,5  Ha,  maka  dapat  disimpulkan
 menyempit, maka ketentuan luas tanah untuk kegiatan redistribusi   bahwa tanah tersebut bukan berasal dari kegiatan redistribusi tanah
 tanah pertanian untuk rakyat jauh di bawah luas minimum tanah   obyek landreform tanah negara bekas hak erfpact verponding 414.
 pertanian 2 Ha, namun luas tanah yang dibagikan maksimum 0,5   Selain itu, bila dilihat dari produk sertipikatnya, keempat buah

 Ha untuk setiap keluarga.  sertipikat  hak  milik  tersebut  merupakan  sertipikat  sementara
 Pada  kenyataannya,  sampai  ketika  penelitian  ini  dilakukan,   produk dari PP Nomor 10 Tahun 1961 untuk kegiatan pendaftaran
 program redistribusi tanah pertanian berdasarkan Surat Keputusan   tanah desa tidak lengkap karena tidak dilengkapi dengan Gambar
 Menteri Pertanian dan Agraria tanggal 26 Mei 1964 Nomor SK.50/  Situasi (GS). Sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (2) PP Nomor
 KA/64  belum  terealisasi.  Namun,  ditemukan  4  (empat)  buah   10 Tahun 1961, sertipikat sementara mempunyai kekuatan sebagai
 sertipikat  hak  milik  atas  nama  P.  Din,  Muhamad,  Warno,  dan   sertipikat,  hal  ini  artinya    bahwa  pendaftaran  tanah  secara  tidak
               lengkap tetap harus memenuhi persyaratan kadaster hak walaupun
               sertipikat  sementara  merupakan  sertipikat  tanpa  surat  ukur.
 13   Boedi Harsono, Op. Cit. Halaman 364

 210                                                                         211
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217