Page 100 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 100

pembangunan yang tengah dilaksanakan terkendala sementara waktu.
                 Terlebih lagi prosedur untuk menetapkan  sengketa sebagai tanah
            terlantar tidak dipenuhi, mengenai Pelaksanaan Kegiatan Identifikasi
            dan Penelitian  Tanah melanggar Pasal 7 ayat (1) huruf c PP No.
            11 Tahun 2010 jo Pasal 7 dan Pasal 8 Perkaban No. 4 Tahun 2010.
            Oleh karena kegiatan identifikasi dan penelitian telah dilakukan tidak
            sebagaimana mestinya, baik pada tahap penyiapan informasi maupun
            tahap pelaksanaan identifikasi dan penelitian.
                 Penggugat tidak pernah tahu dan tidak pernah diberitahukan
            dan tidak diberikan kesempatan untuk menjelaskan dan membela diri
            guna mempertahankan hak dan kepentingannya atas tanah tersebut,
            yaitu tanpa kehadiran dan tanpa pemberian keterangan atau data dari
            Penggugat selaku Pemegang Hak. Demikian juga dalam penyampaian
            surat-surat dari dan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten
            kepada Penggugat selaku pihak yang sangat berkepentingan hanya
            melalui Jasa Pos, tanpa disampaikan secara langsung (diantar), maka
            dengan sendirinya kegiatan identifikasi dan penelitian terhadap tanah
            HGB yang tercatat atas nama Penggugat mengandung cacat hukum.
            Maka dengan sendirinya pula kegiatan selanjutnya (Peringatan dan
            Penetapan Tanah Terlantar) menjadi cacat hukum dan tidak mempunyai
            kekuatan hukum

                 Bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah yang tidak memberikan
            kesempatan  kepada Penggugat  untuk menghadap  dan membela  diri
            dapat dikualifikasi sebagai tindakan sewenang-wenang (abuse of power),
            melanggar “Asas Kepastian Hukum” yaitu asas dalam negara hukum
            yang mengutamakan landasan perundang-undangan, kepatutan, dan
            keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggaraan Negara (vide Pasal 3
            Angka 1 jo. Penjelasan Pasal 3 Angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun
            1999), dan melanggar “Asas Keterbukaan” yaitu asas yang membuka
            diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar,
            jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan
            tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan
            rahasia negara (Pasal 3 Angka 4 jo. Penjelasan Pasal 3 Angka 4 UU No.
            28 Tahun 1999), bahwa tindakan Kepala Kantor Wilayah tersebut di


                      BAB IV     Pembatalan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar Dan Akibat Hukumnya  83
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105