Page 98 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 98

dituangkan dalam bentuk sebagaimana telah ditetapkan dalam
                peraturan yang menjadi dasar hukum dibentuknya ketetapan
                administrasi itu. Syarat-syarat yang berkaitan dengan pelaksanaan
                ketetapan  administrasi  itu  harus dipenuhi.  Jangka waktu
                ditetapkan antara adanya hal-hal atau keadaan yang menyebabkan
                dibentuknya ketetapan administrasi dan diberikannya ketetapan
                administrasi itu kepada yang mengajukan permohonan untuk
                ketetapan administrasi itu, tidak boleh dilampaui”. 120
                 Aspek Prosedur dalam penertiban tanah terlantar diatur dalam
            Pasal 4 s/d Pasal 13 PP No. 11 Tahun 2010, dan diperjelas dalam Pasal 3
            Perkaban No. 4 Tahun 2010.

            2.  Kasus HGB PT Pondok Kalimaya Putih
                 PT. Pondok Kalimaya Putih (Penggugat) adalah perusahaan yang
            bergerak dalam bidang usaha jasa akomodasi dan jasa rekreasi dan hiburan
            (lapangan golf dan taman wisata alam), serta pembangunan rumah
            peristirahatan (villa, bungalow dan cottage) di Pulau Sangiang Kabupaten
            Serang, Provinsi Banten. Dalam upaya merealisasikan usahanya sejak Tahun
            1993 telah mulai melakukan pembebasan atas tanah-tanah Hak Milik dan
            Hak Milik Adat dari penduduk/pemilik asal tanah, atas usahanya tersebut,
            diberikan sertipikat HGB No. 21, 22, 23, 24, masing-masing berlaku 30
            Tahun dengan berakahirnya hak Tanggal 9 Maret 2024.

                    Tabel 8. Pemberian HGB PT. Pondok Kalimaya Putih
             No          Badan Hukum             No. HGB Luas
             1                                      21            122.000 m2
             2    PT. Pondok Kalimaya Putih         22             24.500 m2
             3                                      23            435.900 m2
             4                                      24          1.896.000 m2

                 Pada Tahun 1995, telah mulai melakukan pembangunan sarana
            dan prasana wisata, baik di Pulau Sangiang itu sendiri maupun di
            darat (di pantai anyar), antara lain: (i) membangun marina/pelabuhan
            untuk sandaran kapal wisata/kapal penumpang di Pulau Sangiang, (ii)
            membangun marina/pelabuhan di Pantai Anyar), (iii) membeli kapal



            120   Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Usaha Negara, (Yogyakarta: Liberty, 2000), h. 101

                      BAB IV     Pembatalan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar Dan Akibat Hukumnya  81
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103