Page 95 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 95

Penetapan Tanah Terlantar merupakan Keputusan Tata Usaha Negara,
            sehingga merupakan Obyek Gugatan (Sengketa) Tata Usaha Negara di
            Peradilan Tata Usaha Negara.

            B.  Pembatalan  Keputusan  Penetapan Tanah Terlantar
                Dengan Alasan Cacat Yuridis dalam Aspek Kewenangan
                 Wewenang merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum
            administrasi negara, karena pemerintah baru dapat menjalankan
            fungsinya atas dasar wewenang yang diperoleh. Keabsahan tindakan
            pemerintahan diukur berdasarkan wewenang yang diatur dalam
            peraturan perundang-undangan. Suatu kewenangan harus didasarkan
            pada ketentuan hukum yang berlaku sehingga bersifat sah. Kewenangan
            dapat dilihat pada konstitusi negara yang memberikan legitimasi kepada
            badan publik dan lembaga negara dalam menjalankan fungsinya. 115

                 Wewenang adalah hak dan kekuasaan untuk bertindak
            sehingga kewenangan berarti kekuasaan untuk membuat/melakukan
            sesuatu,  wewenang berasal dari istilah Belanda “bevoegdheid”. Prajudi
                   116
            Atmosudirdjo berpendapat tentang pengertian wewenang dalam
            kaitannya dengan kewenangan sebagai berikut: 117
                “Kewenangan adalah apa yang disebut kekuasaan formal,
                kekuasaa yang berasal dari Kekuasaan Legislatif (diberi oleh
                Undang-Undang) atau dari Kekuasaan Eksekutif/Administratif.
                Kewenangan adalah kekuasaan terhadap segolongan orang-orang
                tertentu atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang pemerintahan
                (atau bidang urusan) tertentu yang bulat, sedangkan wewenang
                hanya mengenai sesuatu onderdil tertentu saja. Di dalam
                kewenangan terdapat wewenang-wewenang. Wewenang adalah
                kekuasaan untuk melakukan sesuatu tindak hukum publik”.

                 Indroharto mengemukakan, bahwa wewenang diperoleh dengan
            tiga  cara  secara  yaitu  atribusi,  delegasi,  dan  mandat.  Wewenang  yang


            115  H.  Suriansyah Murhaini,  Kewenangan Pemerintah Daerah Mengurus  Bidang
                Pertanahan, Cet. Ke-1, (Surabaya: Laksbang Justitia, 2009), hlm 14.
            116  W.J.S. Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
                1982), hlm 1130.
            117  Prajudi  Atmosudirdjo,  Hukum Administrasi Negara,  (Jakarta:  Ghalia  Indonesia,
                1981), hlm 29.
            78  Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100