Page 94 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 94

Berkaitan dengan pengertian dan unsur-unsur Keputusan TUN
            yang telah di jelaskan di atas, apakah penetapan tanah terlantar dapat
            dikatagorikan  sebagai  Keputusan  Tata  Usaha  Negara.  Berdasarkan
            Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria
            dan Tata Ruang, serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20
            Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional. Kementerian ATR/
            BPN ditugaskan untuk melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
            pertanahan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 8 UU No. 51
            Tahun 2009, yang berbunyi:
                Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat
                yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan
                perundang-undangan yang berlaku.
                 Selanjutnya, keputusan penetapan tanah terlantar telah memenuhi
            ketentuan Pasal 1 angka 9 UU Nomor 51 Tahun 2009 bahwa keputusan
            berbentuk tertulis. Maksud serta hal apa isi penetapan tertulis dan kepada
            siapa tulisan ditujukan serta apa yang ditetapkan. Berisi Tindakan Hukum
            BPN berdasarkan peraturan perundangan yaitu UU No. 5 Tahun 1960
            tentang Pokok- Pokok Agraria dan PP No. 24 Tahun 1997. Bersifat
            konkrit karena  keputusan tersebut jelas wujudnya dan nyata-nyata ada,
            misalnya adalah penetapan tanah terlantar atas areal HGU No. 43 yang
            terletak di Desa Ajang, Kecamatan Balai Riam, Kabupaten Sukamara,
            Provinsi Kalimantan  Tengah. Bersifat  Indvidual karena Keputusan-
            Keputusan tersebut tidak ditujukan kepada umum, ditujukan kepada
            seseorang atau badan hukum dengan nama dan alamat yang jelas dalam
            data yuridis, dalam hal ini nama subjek hukum sebagai pemegang
            hak  telah  tertulis  secara  jelas  pada  setiap  keputusan  penetapan  tanah
            terlantar. Bersifat  Final karena Keputusan-Keputusan tersebut sudah
            definitif serta tidak ada upaya administratif lain yang dapat dilakukan,
            tidak memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain dan
            dapat menimbulkan akibat hukum dinyatakan sebagai  penertiban tanah
            serta hapusnya hak atas tanah serta memutuskan hubungan hukum, dan
            tanah dimaksud dikuasai langsung oleh negara.

                 Dengan demikian berdasarkan keseluruhan penjelasan di atas maka
            menurut Pasal 1 angka 9 UU Nomor 51 Tahun 2009, maka Keputusan


                      BAB IV     Pembatalan Keputusan Penetapan Tanah Terlantar Dan Akibat Hukumnya  77
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99