Page 130 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 130
Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan 121
keseharian para petani yang dilatar-belakangi oleh kehidupan sosio-
ekonominya.
Tindakan keseharian para petani berada pada “arena” strategi
pertanahan yang diterapkan oleh Pemerintah Desa Prigelan, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Maksud
yang sama juga hadir, ketika Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan
dibentuk. Tepatnya, Gapoktan “Mekar Sari” Desa Prigelan dibentuk
agar para petani di desa ini dapat menerima bantuan dari Dinas
Pertanian Kabupaten Purworejo yang mempersyaratkan adanya
gapoktan. Pada awalnya di Desa Prigelan hanya ada 1 (satu) kelompok
tani, yaitu Kelompok Tani “Karya Tani”. Oleh karena keperluan
membentuk gapoktan, maka pada tiap dusun dibentuklah dua
kelompok tani, sehingga di Desa Prigelan terbentuk 2 kelompok tani
x 6 dusun = 12 kelompok tani.
Kehadiran kelompok tani dan gapoktan, serta strategi
pertanahan di Desa Prigelan dimaksudkan untuk meningkatkan
kesejahteraan petani, sehingga tindakan keseharian para petani
juga diarahkan agar relevan. Arahan dilakukan secara persuasif oleh
perangkat desa, serta pengurus gapoktan dan kelompok tani. Dengan
kata lain perangkat desa, serta pengurus gapoktan dan kelompok
tani berupaya menata kembali nilai-nilai kultural Desa Prigelan,
agar sistem sosialnya mampu menghadapi guncangan modernitas.
Penataan nilai-nilai kultural beriringan dengan pengorganisasian
petani, yang awalnya dikonstruksi untuk mendapat bantuan
dari Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo. Hal ini diingatkan
oleh Sudarmono (Ketua Kelompok Tani “Karya Tani II”) dengan
mengungkapkan, bahwa dahulunya ia adalah sekretaris di Kelompok
Tani “Karya Tani”. Selanjutnya ketika gapoktan ingin dibentuk, maka
terlebih dahulu dibentuk 12 kelompok tani di Desa Prigelan. Salah
satu kelompok tani yang dibentuk adalah Kelompok Tani “Karya