Page 135 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 135

126   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
                Aneka ragam  sumber penghasilan  yang  berkembang  di  Desa
            Prigelan, telah membuka peluang bagi para petani untuk memiliki
            matapencaharian kedua atau profesi kedua setelah tani. Hal ini pada
            akhirnya akan “memaksa” petani untuk melakukan kompatibilitas,
            atau proses harmonisasi antara profesi pertamanya sebagai petani
            dengan profesi  keduanya.  Secara personal,  masing-masing petani
            akan  membangun  prosedur operasionalnya  masing-masing agar
            kompatibiltas dapat diwujudkan,  meskipun  prosedur  itu  tidak
            perlu terlalu ketat dalam menjalankannya. Dengan kompatibilitas
            yang telah diwujudkan, maka para petani telah mengakui, bahwa
            kesejahteraan membutuhkan biaya  sosial  yang harus  dibayarkan
            oleh para petani.
                Sementara itu, Sutrisno menjelaskan bahwa warga atau anggota
            masyarakat Di Desa Prigelan berjumlah 420 KK (Kepala Keluarga),
            yang 33 KK  di  antaranya  tergolong miskin,  sehingga  mereka
            menerima  BLT  (Bantuan  Langsung  Tunai) di  masa  Pemerintahan
            Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan menerima PSKS (Program
            Simpanan Keluarga Sejahtera) di masa Pemerintahan Presiden Joko
            Widodo. Dengan  demikian  angka kemiskinan  di Desa Prigelan
            berdasarkan kepala keluarga miksin, adalah sebesar 7,86 %.
                Angka  kemiskinan  ini  relatif  rendah dibandingkan  dengan
            angka kemiskinan Kabupaten Purworejo yang mencapai 15 % (lihat
            Sorot Purworejo, 2015). Relatif  rendahnya  angka kemiskinan  di
            Desa Prigelan memperlihatkan keberhasilan  strategi  pertanahan
            yang diterapkan,  yang didukung oleh  kinerja  para  petani di desa
            ini. Sebagaimana telah diketahui para petani di desa ini memiliki
            kepribadian yang kuat, sehingga tidak mudah patah semangat ketika
            berhadapan dengan kendala di bidang pertanian. Identitas mereka
            sebagai petani sangat teguh dipertahankan,  meskipun adakalanya
            pengetahuan yang mereka miliki belum memadai, tetapi nilai-nilai
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140