Page 133 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 133
124 Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
pengetahuan yang memadai, nilai-nilai kultural yang mendukung,
konsistensi tindakan yang relevan, dan kemampuan menikmati
pekerjaan.
Lebih jauh tentang Kelompok Tani “Wonodadi” Dusun Gamblok,
Bambang Herlambang menjelaskan bahwa anggota kelompok
tani ini ada 30 orang. Anggota yang paling luas tanah sawahnya
bernama Saryoto, yang luasnya mencapai 300 ubin; sedangkan yang
paling sempit luas tanah sawahnya adalah Wagino, yang luas tanah
sawahnya hanya 30 ubin. Bambang Herlambang mengungkapkan,
bahwa selain sebagai petani, Saryoto juga seorang tukang kayu.
Keterampilan sebagai tukang kayu, memberi kesempatan
pada Saryoto untuk memadukan livelihood on-farm (petani tanah
sawah), dengan livelihood non-farm (tukang kayu). Fenomena
Saryoto tidak dapat dilepaskan dari peran beberapa orang temannya,
yang mengajarkan kepada Saryoto tentang keterampilan sebagai
tukang kayu. Sementara itu, kepribadian pada diri Saryoto cukup
terbuka bagi hadirnya keterampilan baru, yang akan melengkapi
keterampilannya sebagai petani. Tetapi kehadiran keterampilan
sebagai tukang kayu, tidak secara serta merta memupus identitas
Saryoto sebagai petani.
Bambang Herlambang yang telah memimpin selama 8 tahun
(sejak kelompok tani ini berdiri) menjelaskan, bahwa keberhasilan
salah seorang anggota Kelompok Tani “Wonodadi” Dusun Gamblok
bernama Saryoto, dalam memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya
melalui profesi keduanya sebagai tukang kayu, telah berhasil
menginspirasi anggota lainnya untuk terus berupaya meningkatkan
kesejahteraan. Selain itu, para anggota kelompok tani ini juga
terus menerus membangun solidaritas, caranya antara lain melalui
pertemuan yang diselenggarakan secara secara rutin. Oleh karena
seluruh anggota adalah warga RT.02/RW.04 Dusun Gamblok, maka